Prinsip-prinsip dan Kode Etik dalam Pencak Silat

Pencak silat merupakan warisan budaya nenek moyang. Keberadaannya saat ini harus dilestarikan. Oleh karena itu, dalam beladiri pencak silat pun terkandung seni budaya para leluhur. Hal yang berkaitan dengan seni, antara lain unsur adat, tradisi, hingga filsafat. 

Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu daerah dengan daerah lainnya di tanah air ini. Demikian pula dengan jenis musik yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian lemah gemulai tersebut.

Selain itu, dalam pencak silat juga terkandung aspek olahraga. Sebagai salah satu cabang olahraga, pencak silat melangkah menjadi suatu jenis ‘gerak-badan’, senam atau jurus yang dapat dipertandingkan. Sebagai bela diri, pencak silat memang tumbuh berawal dari naluri manusia untuk melakukan pembelaan terhadap serangan fisik yang menghampirinya.

Seseorang yang menguasai pencak silat (pendekar) diharapkan mampu melindungi diri dari setiap serangan, atau bahkan bisa mendahului menyerang untuk menghindari ‘kerusakan’ yang lebih besar. Namun, segala upaya tersebut harus sejalan dengan prinsip-prinsip dan kode etik pencak silat.

Berikut prinsip-prinsip dan kode etik pencak silat:

a. Prinsip-Prinsip Bela Diri Pencak Silat
1) Seorang pesilat tidak berbuat hal-hal yang dapat mencela diri sendiri.
2)   Tidak memancing keributan.
3)   Pembelaan diri merupakan prinsip utama dalam pencak silat.
4)   Tidak mencari musuh
5)   Tidak pernah mundur apabila ada tantangan.

b. Kode Etik Seorang Pesilat
1)   Tidak boleh menyerang terlebih dahulu, bahkan harus menghindari perselisihan.
2)   Harus menggunakan kepandaian silat untuk menolong semua orang.
3)   Tidak boleh menonjolkan diri atau sombong, apalagi berlaku sewenang-wenang.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Prinsip-prinsip dan Kode Etik dalam Pencak Silat "

Post a Comment