Majas Penegasan
· Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
· Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barang mereka yang jatuh.
· Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
· Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
· Paralelisme adalah majas perulangan seperti halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda. Majas ini, biasanya, terdapat dalam puisi.
Contoh:
· sunyi itu duka
· sunyi itu kudus.
· sunyi itu lupa
· sunyi itu lampus
· Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
· Karena buah penanya yang kontroversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
· Rita harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Kalau tidak, kita telah menggantung diri.
· Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inversi.
Contoh:
· Orang yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
· Dalam kehidupan ini, banyak orang pintar yang mengaku bodoh, dan orang bodoh banyak yang merasa dirinya pintar.
· Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali suatu kata dalam kalimat atau menggunakan beberapa kata yang bersinonim berturut-turut dalam sebuah kalimat. Ini disebut juga majas sinonimi karena mempergunakan kata-kata yang bersinonim.
Contoh:
· Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi aku tak tahan lagi,
· Tidak, tidak mungkin dia akan melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan nama baik keluarga.
· Kehendak dan keinginan kami ialah dia menjadi seorang yang berguna juga kelak.
· Semua orang takkan tertarik kepada orang yang ramah, baik hati, serta berbudi seperti dia.
· Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.
Contoh:
· Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil berjejer memenuhi halaman rumah Pak Kades.
· Ketua RT, RW, kepala desa, camat, bupati, gubernur, maupun presiden memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan.
· Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun (melemah).
Contoh:
· Bapak kepala sekolah, para guru, dan murid-murid sudah hadir di lapangan upacara.
· Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubuk-gubuk, semuanya mengibarkan Sang Merah Putih di hari ulang tahun kemerdekaan.
· Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh:
· Dia dan ibunya ke Tasikmalaya. (penghilangan predikat pergi)
· Lari! (penghilangan subjek Anda)
· Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh:
· Paman saya wartawan/Wartawan paman saya.
· Dia datang/Datang dia.
· Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui penanya. Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikan, meyakinkan, atau menyindir.
Contoh:
· Siapa yang tidak ingin hidup bahagia?
· Apa ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?
· Koreksio adalah majas yang dipakai untuk melakukan ralat terhadap kesalahan ucapan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Contoh:
· Dia adikku, eh, bukan, kakakku.
· Ibu ada di dapur, eh, bukan, di kamar mandi.
· Silakan pulang Saudara-Saudara, eh, maaf, silakan makan (senda gurau terhadap teman yang akrab).
· Asidenton adalah majas yang menyatakan beberapa, keadaan, atau benda secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh:
· Meja, kursi, lemari lintang pukang saja di kamar itu.
· Kain-kain, barang pecah belah, mainan anak-anak semua ada di toko itu.
· Polisedenton adalah majas yang menggunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
· Setelah pekerjaannya selesai, dia berkemas-kemas untuk pulang karena hari sudah mulai gelap, lagi pula hari mendung pertanda akan hujan.
· Interupsi adalah majas penegasan yang menggunakan sisipan (kata atau frase) di tengah-tengah kalimat pokok dengan maksud menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Biasanya, bagian yang merupakan interupsi dituliskan di antara tanda kurung atau garis tanda pisah.
Contoh;
· Tiba-tiba ia–lelaki tinggi–menabrak mobil yang sedang parkir.
· la merasa enggan–sesungguhnya takut–karena ia telah mendengar kabar bahwa Sultan Tua sudah menyuruh Muhammad Syah ''meminang putri" yang kaya itu.
· Aku–kalau bukan karena terpaksa–takkan mau melakukan pekerjaan ini.
· Eksklamaso adalah majas yang menggunakan kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh:
· Wah, hebat sekali permainan dia!
· Eh, maaf saya tak sengaja!
· Enumerasio adalah majas yang melukiskan satu per satu peristiwa untuk memperjelas suatu keadaan secara keseluruhan.
Contoh:
· Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu per satu perahu nelayan meluncur perlahan-lahan.
· Angin berembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Di sana-sini bintang-bintang bergemerlapan. Semuanya berpadu membentuk lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
· Praterito adalah majas yang digunakan pengarang untuk menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu. Pembaca dibiarkan mengungkapkan sendiri apa yang sengaja dihilangkan atau tidak disebutkan.
Contoh:
· Tentang ramainya pasar malam itu, tak usahlah kuceritakan dulu. Biarlah engkau sendiri yang menyaksikannya.
· Saya takkan berpanjang kalam lagi tentang peristiwa itu. Nasi sudah menjadi bubur, apa hendak dikata.
Belum ada tanggapan untuk "Majas Penegasan, Jenis-Jenis, Pengertian, dan Contoh Majas Penegasan"
Post a Comment