Bangsa
Indonesia mengalami sejarah yang panjang dalam melawan penjajah. Bangsa
Indonesia pernah mengalami penderitaan ketika dijajah Belanda. Sejarah juga
mencatat kekalahan Belanda oleh Jepang kemudian menyebabkan bangsa Indonesia
dijajah oleh Jepang. Pepatah “lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya”
tepatlah kiranya untuk menggambarkan bagaimana kondisi bangsa Indonesia saat
itu.
Jepang
mulai menguasai Indonesia setelah Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati,
Subang Jawa Barat pada tanggal 8 Maret 1942. Semboyan “Jepang Pelindung Asia,
Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia” didengungkan oleh Jepang untuk
menarik simpati rakyat Indonesia. Sejak berkuasa di Indonesia, Jepang dengan
segala cara menguras kekayaan dan tenaga rakyat Indonesia yang menimbulkan
kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
Penjajahan
oleh Belanda dan Jepang menimbulkan penderitaan yang dalam bagi bangsa
Indonesia. Namun, penderitaan tersebut tidak menyurutkan semangat bangsa
Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Berbagai upaya dilakukan bangsa Indonesia
dengan menyusun barisan dan bersatu padu mewujudkan kemerdekaan yang
dicita-citakan.
Pada
bulan September 1944, Perdana Menteri Jepang, Koiso, dalam sidang parlemen
mengatakan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Tindak
lanjut dari janji tersebut, pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan pembentukan
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/ BPUPKI). BPUPKI beranggotakan 62 orang yang terdiri atas tokoh-tokoh
bangsa Indonesia dan 7 orang anggota perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI
adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu:
Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.
BPUPKI
mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak
resmi. Sidang resmi pertama tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, membahas
tentang dasar negara. Sedangkan sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai
dengan 17 Juli 1945 dengan membahas rancangan Undang-Undang Dasar. Sidang
BPUPKI dilaksanakan di gedung “Chuo Sangi In”, dan kini gedung itu dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila.
Belum ada tanggapan untuk "Pembentukan, Keanggotaan, Tugas, dan Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)"
Post a Comment