Bulan
adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi sekaligus merupakan satelit Bumi.
Karena Bulan merupakan satelit, maka Bulan tidak dapat memancarkan cahaya
sendiri melainkan memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang
berputar dan mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar dan mengelilingi Bumi.
1.
Bentuk Bulan
Bulan
berbentuk bulat mirip seperti planet. Permukaan bulan berupa dataran kering dan
tandus, banyak kawah, dan juga terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan
tidak memiliki atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat
drastis. Selain itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak
ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.
Bulan
melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bergerak
bersama-sama dengan Bumi untuk mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama
dengan kala revolusinya terhadap Bumi, yaitu 27,3 hari. Oleh karena itu,
permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu sama. Dampak dari pergerakan
bulan di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Pasang Surut Air Laut
Pasang
adalah peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangkan surut adalah peristiwa
turunnya permukaan air laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh
gravitasi Matahari, dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada sumbunya,
maka daerah yang mengalami pasang surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua
jenis pasang air laut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
1) Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi. Bulan dan
terjadi ketika Bulan purnama. Pasang ini menjadi maksimum ketika terjadi
gerhana Matahari. Hal ini karena dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari
yang mempunyai arah yang sama atau searah.
2) Pasang
Perbani, yaitu ketika
permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan
kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi
Bulan dan Matahari yang saling tegak lurus.
b. Pembagian
Bulan
Ada
dua pembagian bulan, yaitu bulan sideris dan bulan sinodis. Waktu yang
dibutuhkan bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala
revolusi sideris (satu bulan sideris). Tetapi karena Bumi juga bergerak searah
gerak Bulan, maka menurut pengamatan di Bumi waktu yang dibutuhkan Bulan untuk
melakukan satu putaran penuh menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris,
yaitu sekitar 29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan
sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui pengamatan dari saat
terjadinya Bulan baru sampai Bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis digunakan
sebagai dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
c.
Fase-fase Bulan
Fase-fase
Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk Bulan yang terlihat di Bumi. Hal ini
dikarenakan posisi relatif antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Fase-fase Bulan
adalah sebagai berikut :
1. Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara
Bumi dan Matahari. Selama Bulan baru, sisi Bulan yang menghadap ke Matahari
nampak terang dan sisi yang menghadap Bumi nampak gelap.
2. Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena
sinar Matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan Bulan yang terlihat di
Bumi hanya seperempatnya.
3. Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yang terkena
sinar Matahari sekitar separuhnya, sehingga yang terlihat dari Bumi juga
separuhnya (kuartir pertama).
4. Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang terkena
sinar Matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari Bumi hanya tiga perempat
bagian Bulan. Akibatnya, kita dapat melihat Bulan cembung.
5. Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan terkena
sinar Matahari, begitu juga yang terlihat dari Bumi. Akibatnya, kita dapat
melihat Bulan purnama (kuartir kedua).
Belum ada tanggapan untuk "KONDISI BULAN : Bentuk Bulan, Pasang Surut Air Laut, Pembagian Bulan, dan Fase-Fase Bulan"
Post a Comment