Seperti telah disebutkan, meskipun dalam pendekatan
berbeda-beda, namun model-model di atas memiliki kesamaan, yaitu menggunakan
pola tahapan analysis – design – coding (construction) – testing – maintenance.
1.
Analisis
Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah
yang menguraikan sebuah sistem menjadi komponen-komponennya dengan tujuan
mempelajari seberapa bagus komponen-komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk
meraih tujuan mereka.
Analisis mungkin adalah bagian terpenting dari proses
rekayasa perangkat lunak. Karena semua proses lanjutan akan sangat bergantung
pada baik tidaknya hasil analisis. Ada satu bagian penting yang biasanya dilakukan dalam
tahapan analisis yaitu pemodelan proses bisnis.
Model proses adalah model yang
memfokuskan pada seluruh proses di dalam sistem yang mentransformasikan data menjadi
informasi (Harris, 2003). Model proses juga menunjukkan aliran data yang masuk dan
keluar pada suatu proses. Biasanya model ini digambarkan dalam bentu Diagram
Arus Data (Data Flow Diagram / DFD).
DFD meyajikan gambaran apa yang manusia, proses dan prosedur lakukan untuk
mentransformasi data menjadi informasi.
External
Entity
melambangkan sumber data (dari mana data berasal) atau penerima informasi
(tujuan akhir dari data). Contoh external
entity antara lain konsumen yang memesan suatu produk, manajer yang
mengevaluasi laporan penjualan mingguan, dan lain-lain.
Proses adalah serangkaian langkah yang dilakukan untuk
memanipulasi data, misalnya pengumpulan, pengurutan, pemilihan, pelaporan,
peringkasan, analisis dan lain-lain.
Data store
adalah tempat untuk menyimpan data untuk digunakan kemudian. Nama yang pada
data store ini merupakan abstraksi dari data yang disimpan. Namun detil / item
data apa saja yang ada, bagaimana cara akses, atau bagaimana mengorganisasinya
tidak dijelaskan dalam notasi ini.
Data flow
menunjukkan aliran data dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan data ini
dapat dari external entity ke proses,
antar proses satu dengan yang lain, dari proses ke data store. Dalam penggambarannya setiap data flow harus diberi label yang menunjukkan data apa yang mengalir.
Context diagram
adalah DFD ruang lingkup dari sistem yang menunjukkan batas-batas sistem, external entitiy yang berinteraksi
dengan sistem dan aliran data utama antara external
entity dengan sistem. Context diagram
menggambarkan keseluruhan sistem dalam suatu proses tunggal. Pada proses ini diberi notasi angka 0 untuk menunjukkan ini
adalah level paling abstrak dari sistem.
Selain itu
ada tiga external entity yaitu customer, kitchen dan restaurant manager.
Ketiganya dapat berperan sebagai sumber data (dalam contoh di atas adalah
customer) atau sebagai penerima informasi (dalam contoh di atas customer,
kitchen, dan restaurant manager).
Data flow yang
tampak pada gambar menunjukkan ada satu data flow yang masuk ke sistem dan ada tiga data flow yang keluar dari sistem. Masing-masing data flow diberi label
yang menunjukkan data apa yang sedang mengalir.
Setelah context
diagram terbentuk dengan benar maka langkah selanjutnya adalah merinci context diagram tersebut dalam DFD Level
0. DFD Level 0 adalah DFD yang merepresentasikan proses-proses, data flow dan data storage utama di dalam sistem. DFD Level 0 ini akan digunakan
sebagai dasar untuk membangun DFD yang level dibawahnya (Level 1, 2, 3, .. dst)
atau biasa disebut sebagai dekomposisi DFD.
Masing-masing proses diberi nomor kode
1.0, 2.0, 3.0 dan 4.0. Jumlah external
entity harus tetap yaitu 3 demikian puladata flow yang keluar dan masuk (input dan output) ke dalam sistem harus
sama dengan pada context diagram.
Sedangkan data flow yang berada di
dalam sistem (yang mengalir antar proses dan atau data storage) tergantung pada proses dan data storage yang terlibat.
Ada dua data storage
yaitu Goods Sold File dan Inventory File. Kedua data storage
ini digunakan untuk menyimpan data dari suatu proses. Data ini juga akan dibaca
/ diakses oleh proses yang lain. Sebagai contoh data storage Inventory File
berisi data hasil proses 3.0(Update
Inventory File). Data ini akan digunakan proses 4.0 (Produce Management Reports) untuk membuat laporan yang akan
disampaikan pada Restaurant Manager.
DFD level berikutnya yaitu level 1, 2 dan seterusnya
diperlukan apabila level sebelumnya dirasa kurang detil. Sebagai contoh apabila
DFD level 0 (Gambar 14.12) dirasa belum cukup detil menunjukkan arus data yang
mengalir, maka dapat dibuat detilnya pada DFD level 1.
Bagian yang harus
didetilkan biasanya adalah proses. Detil pada level berikutnya, mungkin pada
semua proses atau hanya pada proses-proses tertentu saja. DFD pada level 0
maupun level di bawahnya memiliki kesamaan aturan yang tersaji.
2. Disain
Disain perangkat lunak adalah tugas, tahapan atau
aktivitas yang difokuskan pada spesifikasi detil dari solusi berbasis computer
(Whitten et al, 2004). Disain perangkat lunak sering juga disebut sebagai
physical design. Jika tahapan analisis sistem menekankan pada masalah bisnis (business rule), maka sebaliknya disain perangkat
lunak fokus pada sisi teknis dan implementasi sebuah perangkat lunak (Whitten
et al, 2004).
Output utama dari tahapan disain perangkat lunak adalah
spesifikasi disain. Spesifikasi ini meliputi spesifikasi disain umum yang akan
disampaikan kepada stakeholder sistem dan spesifikasi disain rinci yang akan
digunakan pada tahap implementasi. Spesifikasi disain umum hanya berisi
gambaran umum agar stakeholder sistem
mengerti akan seperti apa perangkat lunak yang akan dibangun.
Biasanya diagram USD tentang perangkat lunak yang baru
merupakan point penting dibagian ini. Spesifikasi disain rinci atau kadang
disebut disain arsitektur rinci perangkat lunak diperlukan untuk merancang
sistem sehingga memiliki konstruksi yang baik, proses pengolahan data yang
tepat dan akurat, bernilai, memiliki aspek user
friendly dan memiliki dasar-dasar untuk pengembangan selanjutnya.
Desain arsitektur ini terdiri dari desain database,
desain proses, desain user interface
yang mencakup desain input, output form
dan report, desain hardware, software dan jaringan. Desain proses merupakan kelanjutan dari
pemodelan proses yang dilakukan pada tahapan analisis.
3.
Konstruksi
Konstruksi adalah tahapan menerjemahkan hasil disain
logis dan fisik ke dalam kode-kode program computer. Buku ini sebagian besar
berisi tentang bagian ini.
4.
Pengujian
Pengujian sistem melibatkan semua kelompok pengguna yang
telah direncanakan pada tahap sebelumnya. Pengujian tingkat penerimaan terhadap
perangkat lunak akan berakhir ketika dirasa semua kelompok pengguna menyatakan
bisa menerima perangkat lunak tersebut berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan.
5.
Perawatan dan Konfigurasi
Ketika sebuah perangkat lunak telah dianggap layak untuk
dijalankan, maka tahapan baru menjadi muncul yaitu perawatan perangkat lunak.
Ada beberapa tipe perawatan yang biasa dikenal dalam dunia perangkat lunak
seperti terlihat pada diagram di Gambar 3.12.
a. Tipe perawatan corrective dilakukan jika terjadi
kesalahan atau biasa dikenal sebagai bugs. Perawatan bisa dilakukan dengan
memperbaiki kode program, menambah bagian yang dirasa perlu atau malah
menghilangkan bagian-bagian tertentu.
b. Tipe perawatan routine biasa juga disebut preventive maintenance dilakukan secara
rutin untuk melihat kinerja perangkat lunak ada atau tidak ada kesalahan.
c. Tipe perawatan sistem
upgrade dilakukan jika ada perubahan
dari komponen-komponen yang terlibat dalam perangkat lunak tersebut. Sebagai
contoh perubahan platform sistem operasi dari versi lama ke versi baru
menyebabkan perangkat lunak harus diupgrade.
Terima kasih tulisan nya sangat membantu.
ReplyDeleteMy blog
Good artikel
ReplyDeleteMy blog
mamasih min
ReplyDeletesolder uap