Perumusan Tujuan dalam Langkah-Langkah Perencanaan Media

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan arena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita. Dalam pembelajaran tujuan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut.

Contohnya: Dengan menggunakan gambar, siswa SD diharapkan memiliki pengetahuan untuk membedakan hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. Dengan tujuan tersebut baik guru maupun siswa memiliki kejelasan apa yang harus dicapai, apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut, materi apa yang harus disiapkan guru,dan bagaimana cara menyampaikannya, sudah tergambar dengan jelas.

Dengan tujuan yang jelas seperti itu, maka dengan mudah guru dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu mencapai tujuan itu. Oleh karena itu, tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a.   Learner Oriented

Dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa. Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak  mungkin dilakukan siswa. Tujuan itu berorientasi pada hasil, sehingga secara kuantitas dapat diukur.

Contoh:Siswa SD kelas III dapat menyebutkan tiga jenis binatang yang tergolong herbivora dengan benar.

b.   Operational

Perumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan spesifik ini terkait dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknya kata yang khusus maka akan menghasilkan perilaku siswa yang khusus pula.

Contohnya: siswa diharapkan mampu memahami proses alamiah terjadinya hujan. Atau kerja yang digunakan adalah memahami, kata ini bersifat umum masih diperlukan kata-kata kerja lain yang dijadikan indikator untuk menentukan bahwa siswa memahami, misalnya kata menjelaskan, menyebutkan,merinci dan lain-lain adalah kata kerja yang lebih spesifik da operasional.

c.   ABCD

Untuk memudahkan merumuskan tujuan pembelajaran, Baker(1971) membuat teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD dengan penjelasan sebagai berikut:

A.  Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan. Sasaran yang dimaksud misalnya siswa SD kelas IV, siswa SMP kelas 2, siswa SMA kelas 3.
B. Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Behaviour dirumuskan dalam bentuk kata kerja, contohnya: menjelaskan, menyebutkan, merinci, mengidentifikasi,memberikan contoh dan sebagainya.
C. Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran, misalnya: dengan cara mengamati, tanpa membaca kamus, dengan menggunakan kalkulator, dan sebagainya.
D.  Degree , adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis materi, penting tidaknya materi. Contoh: 3 buah, minimal 80%, empat jenis, dan sebagainya.



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Perumusan Tujuan dalam Langkah-Langkah Perencanaan Media"

Post a Comment