Dalam tahapan apresiasi tertinggi, seseorang akan dapat
memberikan penilaian dan penghargaan yang posisif bagi sebuah karya sastra. Ia
pun dapat memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan
sikapnya tersebut kepada orang lain.
Setelah melakukan pilihan kepada sebuah bentuk karya
sastra yang menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya, seseorang akan
merespons karya tersebut dengan dua bentuk sikap atau jenis apresiatif, yaitu
apresiasi yang bersifat kinetik atau sikap tindakan dan apresiasi yang bersifat
verbalitas.
1. Apresiasi
yang bersifat kinetik atau sikap tindakan
Apresiasi bersifat kinetik, yaitu sikap memberikan minat
pada sebuah karya sastra lalu berlanjut pada keseriusan untuk melakukan langkah-langkah
apresiatif secara aktif. Misalnya, untuk bentuk karya sastra berupa prosa fiksi
seperti cerpen dan novel, tindakan apresiatifnya ialah memilih cerpen atau
novel yang sesuai kehendaknya.
Selanjutnya, membaca dan menyenangi novel sejenis, menyenangi
tema atau pengarangnya, memahami pesan-pesannya, jalan ceritanya, serta
mengenal tokoh-tokoh dan watak tokohnya, bahkan secara ekstrim ada yang
berkeinginan mengindentifikasi diri menjadi tokoh yang digemari dalam karya
prosa tersebut.
Puncak dari sikap apresiasinya ialah ingin dapat membuat
karya cerpen atau novel seperti itu. Setidak-tidaknya dapat memberikan komentar
atau tanggapan tentang hal yang berhubungan dengan novel yang digemari.
Untuk karya puisi, memerhatikan pembacaan puisi, menyukai
puisi-puisi tertentu, berusaha memahami makna puisi yang disukai, mengenal para
penyair jenis puisi yang disukai, berusaha dapat membaca puisi dengan baik, dan
puncaknya berkeinginan dapat membuat puisi sejenis serta menulis tanggapan atau
ulasan mengenai puisi itu.
Untuk karya sastra drama apresiasif kinetiknya menyukai
pementasan drama, tertentu, mengenal karakter tokohnya, para kru di
belakangnya, dan ingin melakonkan tokoh tertentu pada drama sejenis. Sekarang
mungkin objeknya lebih kepada bentuk tayangan film yang memiliki unsur-unsur
yang sama dengan drama.
2. Apresiasi
yang bersifat verbalitas
Apresiasi bersifat verbal, yaitu pemberian penafsiran,
penilaian, dan penghargaan yang berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar,
kritik, dan saran serta pujian baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam kaitannya dengan aspek kompetensi menyimak,
apresiasi bermula pada proses mendengarkan penyampaian karya sastra secara
lisan dengan serius dan seksama, kemudian berlanjut pada pencapaian
langkah-langkah apresiasi yang telah dijelaskan di
atas.
Untuk pembelajaran tentang apresiasi sastra, semua bentuk
karya sastra yang dapat diperdengarkan harus dipelajari. Bentuk karya sastra
tersebut berjenis prosa dan puisi.
Belum ada tanggapan untuk "Jenis-Jenis Apresiasi dan Bentuk Sikap Apresiasi atau Jenis Apresiatif"
Post a Comment