BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak
sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukkan
seseorang itu berbuat sesuatu. Apa motifnya si Badu membuat kekacauan, apa
motifnya si Aman itu rajin membaca, apa motifnya pak Jalu memberikan insentif
kepada para pembantunya, dan begitu seterusnya.
Motivasi
berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di
dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari
pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri
pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan
energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Motivasi
Kata
“motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal
dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Menurut
MC.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan MC.Donald ini mengandung tiga elemen
penting.
1. Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan
motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. karena menyangkut
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya,
rasa/”feeling” afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya
tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu
aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi munculnya
karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah
tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
B.
Kebutuhan Dan Teori
Tentang Motivasi
Menurut
Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai
kebutuhan.
1.
Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk
sesuatu aktivitas
Hal
ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu
kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksa anak
untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak. Activities in
it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar
bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa
gembira.
2.
Kebutuhan untuk menyenangkan orang
lain
Harga
diri seseorang dapat di nilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan
kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.
Konsep ini
dapat di terapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak itu rela bekerja
atau para siswa itu rajin belajar apabila di berikan motivasi untuk melakukan
sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya (misalnya bekerja, belajar
demi orang tua, atau orang yang sudah dewasa akan bekerja, belajar demi
seseorang calon teman hidupnya).
3.
Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu
pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan
“pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja
dan belajar dengan giat.
4.
Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu
kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri,
tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha usaha
yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang
tertentu.
Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak
bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan ini maka
peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu
yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.
Disamping
itu ada teori-teori yang perlu diketahui:
1.
Teori insting
2.
Teori fisiologis
3.
Teori psikoanalitik
C.
Dinamika Motivasi
Manusia
Dipandang
dari segi motifnya setiap gerak manusia itu selalu mengandung 3 aspek yang
kedudukannya bertahap dan berurutan :
1.
Motivating States
Timbul kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan
sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dari dalam
diri organisme atau tergantung pada stimulasi tertentu.
2.
Motivating Behavior
Bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu
sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya. Misal:
haus mencari air untuk diminum, dengan demikian setiap perilaku manusia bersifat
instrumental (sadar atau tak sadar).
3.
Satisfied Conditions
Dengan dicapai tujuan yang dapat memenuhi
kebutuhan yang terasa, maka dalam keseimbangan dari dalam organisme pulih
kembali dengan terpeliharanya, homostetis, kondisi demikian dihayati sebagai
rasa nikmat dan puas atau lega.
D.
Strategi Meningkatkan
Motivasi Belajar
Di
dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajaran dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.
Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai
kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau
belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi
yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang
menginginkan angka baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat.
2.
Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi
tetapi tidaklah selalu demikian. Karna hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
suatu pekerjaan tersebut. sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki
bakat menggambar.
3.
Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
4.
Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan
dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan
belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5.
Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau
mengetahui akan ada ulangan. Oleh karna itu, memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu
sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus
diberi tahukan pada siswanya.
6.
Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi
kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada diri
siswa untuk terus belajar. Dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.
Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Dengan pujian yang
tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan motivasi.
8.
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9.
Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. hal ini akan lebih baik, bila
dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar
berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga
barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10.
Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu
juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan
lancar kalau disertai dengan minat.
Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:
a.
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b.
Menghubungkan dengan persoalan
pengalaman yang lampau
c.
Memberi kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang baik
d.
Menggunakan sebagai macam bentuk
mengajar.
11.
Tujuan Yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik
oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
E.
Pengukuran Motivasi
Belajar Peserta Didik
Meskipun
motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi
yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi indikator
tersebut adalah :
1)
Durasi kegiatan (berapa lama waktu
yang digunakan untuk berkegiatan)
2)
Frekuensi kegiatan (berapa sering
kegiatan itu dilakukan dalam periode tertentu)
3)
Ketetapan pada tujuan kegiatan
tertentu
4)
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan
dalam menghadapi rintangan untuk mencapai tujuan
5)
Pengabdian dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan
6)
Maksud yang ingin dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
7)
Berapa banyak, memadai atau tidak,
memuaskan atau tidak yang dicapai dari kegiatannya
8)
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Pengukuran
dapat dipergunakan, antara lain:
1)
Tes tindakan untuk memperoleh
informasi serta kemampuan menghadapi masalah.
2)
Kuesioner untuk mengetahui informasi
tentang pengabdian dan pengorbanannya.
3)
Mengarang bebas untuk mengetahui
cita-cita.
4)
Tes prestasi dan skala sikap untuk
mengetahui kualifikasi dan arah sikap.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kata “motif”, diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
2. Fungsi motivasi adalah untuk mendorong
manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuan dan
menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan.
3. Dalam kegiatan belajar,motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sardiman A.M, 2011, Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers.
2.
Abdul Gafur Da,.1980, Desain
Intruksional, Suatu langkah sistematisPenyusun Pola Dasar Kegiatan Belajar dan
Mengajar,Solo, Tiga Serangkai.
3.
Bernard, 1971, Harol W. Adolescent
Development,London, Intex Educational publisher.
4. Child, Dennis, 1972, Psycology and The
Teacher,NewYork-Sydney-Toronto, London,
Holf Renehart and Winston.
5.
Dirto Hadi Susanto,1977, Capita
Selecta Pendidikan dan Masalah Pokoknya,Yogyakarta,FIF-IKIP.
6.
Edi Suardi,1980, Pedagogik,Bandung,
Angkasa.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Psikologi Pendidikan Tentang Motivasi"
Post a Comment