Salam cerdas..... Manusia
mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Bagaimana caranya?
Diantaranya dengan mendirikan pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam
menjadi bahan pangan dan sandang. Pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Munculnya pabrik-pabrik yang
menghasilkan asap dan limbah buangan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Terjadinya
perubahan lingkungan akan memengaruhi keberadaan atau kelangsungan makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Makhluk hidup pada suatu lingkungan selalu
tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, apabila ada salah
satu komponen yang berubah, maka akan menyebabkan perubahan pada makhluk hidup
lain yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Coba perhatikan
kedua gambar berikut :
Apa
perbedaan dari kedua gambar tersebut? Coba carilah perbedaan mengenai akibat
yang ditimbulkan dari dua kejadian
tersebut. Pada Gambar 3.1, beberapa daun jatuh dari pohon ke sungai. Daun-daun
tersebut akan terbawa air sungai dan tidak menyebabkan bau dan air tetap
jernih. Akan tetapi, pada Gambar 3.2 sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan
menghambat arus sungai dan dapat menyebabkan bau yang tidak sedap dan
menyebabkan air menjadi keruh. Hal ini akan memengaruhi kehidupan makhluk hidup
yang berada di sungai.
A. Definisi Pencemaran
Berikan
contoh lain mengenai terganggunya keseimbangan lingkungan karena aktivitas
manusia.
Keinginan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, akan memaksanya mendirikan
pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi, akan berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan. Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap
dan limbah buangannya mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitarnya.
Pencemaran
lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas
lingkungan. Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan
segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem.
Menurut
UU RI Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
Jadi,
pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia (populasi)
dan bukan dari kegiatan perorangan (individu). Selain itu, pencemaran
dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh gunung meletus yang menimbulkan abu
vulkanik. Seperti meletusnya Gunung Merapi.
Zat
yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk
hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu, suara,
radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
Kapan
suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan?
1) kadarnya melebihi
batas kadar normal atau diambang batas;
2) berada pada waktu
yang tidak tepat;
3) berada pada
tempat yang tidak semestinya.
Manusia
tidak dapat mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh faktor alam.
Tetapi manusia, hanya dapat mengendalikan pencemaran yang diakibatkan oleh
faktor kegiatannya sendiri. Seperti limbah rumah tangga, industri, zat-zat
kimia berbahaya, tumpahan minyak, asap hasil pembakaran hutan dan minyak bumi
serta limbah nuklir. Untuk memahami tentang pencemaran, lakukan kegiatan
berikut.
Kegiatan
3.1 Mengetahui tentang pencemaran lingkungan
1.
Siapkanlah air dari selokan depan sekolahmu sebanyak 100
mL, air dari sumur sekolah 100 mL, dan air mineral 100 mL.
2.
Siapkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
sebanyak masing-masing 3 lembar.
3. Siapkan tiga buah gelas kimia berukuran 250 mL, dan
berikanlah label pada gelas masing–masing dengan tabel A, B, dan C.
4. Masukkan air selokan ke dalam gelas kimia berlabel A, air
sumur ke dalam gelas kimia berlabel B, dan air mineral pada gelas berlabel C.
5. Periksalah keasaman dari masing-masing air dengan
menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Amati warna kertas
lakmus sebelum dimasukkan dan sesudah dimasukkan pada gelas kimia. Diskusikan
hasilnya dengan temanmu dalam kelompok.
B. Pencemaran Air
Dalam
kehidupan sehari-hari, makhluk hidup selalu membutuhkan air, termasuk manusia.
Kita sangat membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan, antara lain minum,
mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya. Salah satu ciri air bersih adalah
tidak tercemar. Bagaimana air dikatakan tercemar? Air dikatakan tercemar
apabila air itu sudah berubah, baik warna, bau, maupun rasanya. Sesuai dengan
hasil kegiatanmu, air yang tercemar memiliki keasaman yang berbeda dengan air
yang tidak tercemar.
Pencemaran
air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air.
Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran
air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air dari keadaan
normal. Kualitas air menentukan
kehidupan di perairan laut ataupun sungai. Apabila perairan tercemar, maka
keseimbangan ekosistem di dalamnya juga akan terganggu. Air dapat tercemar oleh
komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya.
Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan
industri yang melibatkan penggunaan logam berat, antara lain industri tekstil,
pelapisan logam, cat/tinta warna,
percetakan, bahan agrokimia, dan lain-lain. Beberapa logam berat ternyata telah
mencemari air di negara kita, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan
(Wisnu,1995).
1.
Faktor Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa- rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air
dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
a.
Limbah Industri
Air
limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, kita harus
mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum. Kegiatan
industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan
produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah.
Jenis
limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti
limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik
berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang,
berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik
cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain. Jika
limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan
pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem
tersebut.
Limbah
industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai
menjadi tercemar. Jenis-jenis logam
berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya sangat berbahaya bagi
manusia apabila mengonsumsinya. Misalnya, pencemaran raksa yang terjadi di
Minamata, Jepang. Para nelayan di sekitar teluk Minamata memakan ikan yang
tercemar raksa. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan saraf yang disebut
penyakit Minamata. Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal akibat
penyakit ini.
b. Limbah Rumah
Tangga
Coba
perhatikan kegiatan yang terjadi di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah makan, penginapan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan di tempat tersebut
akan menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga. Limbah
rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan.
Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel),
rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas
mesin-mesin atau kendaraan.
Limbah
rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan
berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah seperti kulit buah sayuran,
sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi,
aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi.
Di
perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme. Akibat
penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam perairan juga menurun. Menurunnya
kandungan oksigen dalam perairan akan merugikan kehidupan biota di dalamnya.
c.
Limbah Pertanian
Air
limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang
dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada
keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat terjadi pencemaran
air. Terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu,
seperti insektisida dan herbisida.
Limbah
bahan berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan
pertanian. Kegiatan pertanian biasanya menggunakan obat-obatan pembasmi hama
penyakit seperti pestisida, misalnya
insektisida. Selain itu, kegiatan pertanian menggunakan pupuk, misalnya urea.
Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat menyebabkan suburnya ekosistem di
perairan kolam, sungai, waduk, atau danau. Pupuk yang tidak terserap ke
tumbuhan akan terbuang menuju perairan.
Akibatnya,
terjadi blooming algae atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan
air. Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh permukaan air, sehingga
mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke dalam perairan tersebut.
Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu dan kadar oksigen
yang terlarut dalam air menurun sehingga merugikan makhluk hidup lain yang
berada di dalamnya.
2.
Dampak Pencemaran Air
Air
limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak
menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal berikut :
a.
Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan
bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada perairan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat
menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga
menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air. Hal ini menyebabkan
berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga mengganggu
keseimbangan ekosistem di dalamnya.
b. Gangguan
Kesehatan
Air
limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit.
Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan
bakteri yang menyebabkan penyakit. Air limbah juga bisa digunakan sebagai
sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Berikut
dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air.
c.
Pemekatan Hayati
Coba
kamu pikirkan apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun. Bahan beracun
itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya.
Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut,
kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan
memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh
manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh
manusia.
Zooplankton
yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga. Dengan demikian,
zooplankton tersebut sudah mengandung bahan beracun yang banyak. Demikian juga
halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan besar akan memakan
ikan kecil tidak hanya satu. Makin banyak memakan ikan-ikan kecil, maka makin
banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar. Bagaimana dengan tubuh
manusia jika sering makan ikan yang beracun tersebut?
d. Mengganggu
Pemandangan
Kadang-kadang
air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem,
tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air yang tercemar tidak
menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini
tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota.
e.
Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada
sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob
menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum
dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku
Mutu Air Limbah.
Kegiatan
3.2 Mengetahui dampak pencemaran air
1.
Siapkanlah tiga buah gelas bekas air mineral yang
ukurannya sama (200 mL).
2.
Berilah label pada masing-masing gelas dengan menuliskan
A, B, dan C.
3.
Isilah masing-masing gelas dengan air mineral sebanyak
150 mL (mengukur air dengan menggunakan gelas ukur). Kalau tidak ada gelas
ukur, isilah dengan jumlah yang sama banyak.
4. Siapkanlah tiga ekor ikan kecil sejenis yang ukuran
besarnya sama (kamu dapat menggunakan ikan kecil apapun yang ukurannya sama
yang ada di daerahmu).
5. Siapkanlah detergen dan sendok kecil atau untuk lebih detail kamu dapat
menggunakan timbangan digital untuk mengukur jumlah detergennya.
6.
Ambillah satu sendok kecil detergen, lalu masukkan ke
dalam gelas B.
7. Lakukanlah hal yang sama dengan ukuran dua kalinya (dua
sendok kecil) detergen dan masukkan ke dalam gelas C.
8.
Gelas A tidak ditambahkan detergen.
9.
Setelah semuanya siap, ambillah ikan kecil yang kamu
siapkan, dan masukkan ke dalam gelas masing-masing satu ekor.
10.
Amatilah apa yang terjadi pada ikan (kondisi) pada periode waktu tertentu. Catatlah semua
hasil pengamatanmu.
Laporkan
hasil kegiatanmu. Presentasikan di depan kelas.
3.
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan
limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organik biodegradable (yakni bahan
organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri
patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah
dapat dilakukan sebagai berikut (Sulistyorini, 2009).
a.
Pembuatan Kolam Stabilisasi
Dalam
kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah
yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini dapat digunakan oleh
semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.
b. IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan
air limbah ini menggunakan alat-alat khusus.
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary
treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan
kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). Primary
treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat
padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Secondary
treatment merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan,
menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Tertiary
treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan
nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor
untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
c.
Pengelolaan Excreta
Excreta banyak terkandung dalam air limbah
rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab
penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan
berbagai penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung
dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat
tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.
Untuk
mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban
yang dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan
air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari
jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh
pemakainya. Pengelolaan excreta dalam septictank dapat diolah
secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas
untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan
menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.
Dalam
meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan
upaya pengurangan sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009)
bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi
dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle, reuse,
reduce, dan repair.
1) Recycle (Pendaurulangan)
Proses
recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos.
Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh
hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan
untuk pupuk.
2) Reuse (Penggunaan Ulang)
Proses
reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat
dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirup dapat digunakan lagi untuk
menyimpan air minum.
3) Reduce
Reduce adalah melakukan pengurangan
bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket,
sebaiknya dari rumah membawa tas. Janganlah meminta tas plastik dari toko atau
supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja.
4) Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya
membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.
C. Pencemaran Udara
Udara
adalah salah satu faktor abiotik yang memengaruhi kehidupan komponen biotik
(makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, di
antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam
atmosfer bumi terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Oksigen berperan dalam pembakaran senyawa
karbohidrat di dalam tubuh organisme melalui pernapasan. Reaksi pembakaran
tidak hanya terjadi di dalam tubuh, namun kita pun sering melakukannya, seperti
pembakaran sampah atau lainnya.
Hasil
samping dari pembakaran adalah senyawa karbon (CO2 dan CO) yang akan dibuang ke
udara. Meningkatnya populasi makhluk hidup, maka proses pembakaran pun semakin
meningkat. Dengan demikian, konsentrasi senyawa karbon di udara meningkat.
Karbon dioksida amat penting bagi proses pembuatan makanan (fotosintesis) bagi
tumbuhan. Dengan demikian, peningkatan senyawa karbon di udara dapat teratasi.
Namun,
dengan meningkatnya populasi manusia menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal
meningkat. Hal ini membuat pembukaan ladang atau hutan untuk pemenuhan
permintaan tempat tinggal ini. Belum lagi kasus illegal loging
(penebangan liar) yang membuat populasi tumbuhan berkurang. Padahal hasil dari
pembentukan makanan melalui fotosintesis menghasilkan oksigen yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dengan demikian mulai terjadi kasus tentang
pencemaran udara.
Pencemaran
udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara mengandung
senyawa-senyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang
memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, serta
merusak keindahan alam serta kenyamanan, atau merusak barang-barang perkakas (properti).
1.
Macam-macam Pencemaran Udara
a.
Pencemaran Udara Primer
Pencemaran
udara ini disebabkan langsung dari sumber pencemar. Contohnya peningkatan kadar
karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran oleh manusia.
b. Pencemaran
Udara Sekunder
Berbeda
dengan pencemaran udara primer, pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan
oleh reaksi antara substansi-substansi pencemar udara primer yang terjadi di
atmosfer. Misalnya, pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia
partikel-partikel yang mengandung oksigen di udara.
2.
Faktor Penyebab Pencemaran Udara
Beberapa
kegiatan baik dari alam ataupun manusia menghasilkan senyawa- senyawa gas yang
membuat udara tercemar. Berikut ini adalah penyebab pencemaran udara :
a.
Aktivitas Alam
Aktivitas
alam dapat menimbulkan pencemaran udara
di atmosfer. Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung
senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi
pemanasan global. Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer.
Selain
itu, bencana alam seperti meletusnya gunung berapi dapat menghasilkan abu
vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
tanaman. Kebakaran hutan yang terjadi akan menghasilkan karbon dioksida dalam
jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan hewan dan
manusia.
b. Aktivitas
manusia
Kegiatan-kegiatan
manusia kini kian tak terkendali, kemajuan industri dan teknologi membawa sisi
negatif bagi lingkungan. Mengapa? Karena tidak ditangani dengan baik. Berikut
ini merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia :
1) Pembakaran
sampah.
2) Asap-asap
industri.
3) Asap kendaraan.
4) Asap rokok.
5) Senyawa-kimia
buangan seperti CFC, dan lain-lain.
3.
Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran
udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme penghuni bumi. Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain bagi kesehatan, tumbuhan, efek
rumah kaca, dan rusaknya lapisan ozon.
a.
Kesehatan
Terbukti
bahwa kualitas udara yang menurun akibat pencemaran menimbulkan berbagai
penyakit. ISPA (infeksi saluran pernapasan) adalah salah satunya. Saluran
pernapasan merupakan gerbang masuknya udara ke dalam tubuh. Udara yang kotor
membawa senyawa-senyawa yang tidak baik bagi kesehatan. Tentu saja,
pengendapan-pengendapan logam yang terlarut pada udara dapat mengendap di
paru-paru dan dapat menimbulkan iritasi. Akibat yang lebih serius dari polusi
udara adalah emfisema, yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen. Kadar
karbon monoksida yang terlalu banyak di udara (lebih banyak dari oksigen) dapat
menghambat pengikatan oksigen di dalam tubuh. Oleh karena itu tubuh akan
kekurangan oksigen, sehingga sesak napas, terjadi pusing, dan berlanjut pada
kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
b. Bagi Tumbuhan
Abu
vulkanik dari meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar dan memicu
terpicunya hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa sulfur yang bersifat asam.
Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman setempat. Oleh karena itu kita
sering menemui begitu banyak tanaman dan
pohon yang rusak akibat hujan asam atau abu vulkanik.
c.
Efek Rumah Kaca
Konsentrasi
karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer akan memicu
terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan suhu bumi. CO dan CO2 akan
membentuk semacam lapisan yang akan menahan panas bumi keluar, sehingga panas
yang ditimbulkan bumi akan terkungkung di dalam seperti pada rumah kaca.
d. Rusaknya
Lapisan Ozon
CFC
merupakan senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk pendingin (freezer,
AC) dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka akan memicu reaksi dengan
oksigen penyusun ozon. Dengan demikian, ozon akan terurai yang menyebabkan
lapisan ozon berlubang. Padahal lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung Bumi
dari panas yang dipancarkan oleh Matahari. Sinar UV yang dihasilkan oleh
Matahari dapat memicu kanker, dengan adanya ozon, masuknya sinar UV ini akan
diredam sehingga dampak yang ditimbulkan lebih sedikit. Sayangnya, pemanasan global
yang kini terjadi salah satunya diakibatkan oleh rusaknya lapisan ozon. Pada
saat ini CFC untuk pendingin dan aerosol telah diganti dengan bahan lain yang
ramah lingkungan.
D. Pencemaran Tanah
Ketika
suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka pasti
dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung pada kehidupan manusia,
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan
kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan subpermukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
1.
Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
Tidak
jauh berbeda dengan pencemaran air dan udara, pencemaran tanah juga banyak
sekali penyebabnya. Penyebab tersebut di antaranya limbah domestik, limbah
industri, dan limbah pertanian.
a.
Limbah Domestik
Limbah
domestik dapat berasal dari daerah seperti pemukiman penduduk (pedagang, tempat
usaha, hotel dan lain-lain); kelembagaan (kantor-kantor pemerintahan dan
swasta); serta tempat-tempat wisata. Limbah domestik tersebut dapat berupa
limbah padat dan cair. Adapun perbedaan limbah padat dan cair, yaitu sebagai
berikut :
1) Limbah padat
dapat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme. Seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
2) Limbah cair dapat
berupa tinja (feses), detergen, oli, cat. Jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam
tanah.
Kedua
limbah tersebut (padat dan cair) mempunyai dampak buruk bagi tanah, hingga
akhirnya dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup tanpa kecuali
kehidupan manusia itu sendiri. Apalagi untuk limbah padat yang merupakan bahan
pencemar yang akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus
plastik yang dibuang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan
oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sampah
anorganik tidak terbiodegradasi. Hal ini yang menyebabkan lapisan tanah
tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air, sehingga peresapan
air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme
di dalam tanahpun akan berkurang. Akibatnya, tanaman sulit tumbuh bahkan akan
mati karena tidak memperoleh makanan untuk tumbuh dan berkembang.
b. Limbah
Industri
Limbah
Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah industri juga dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair.
1) Limbah industri
berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, dan bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, serta pengawetan buah,
ikan, daging, dan lain-lain.
2) Limbah industri
berupa limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi.
Misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, dan Cd
dapat mencemari tanah.
Hg,
Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika
meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang
memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
c.
Limbah Pertanian
Indonesia
dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermatapencarian
sebagai petani. Akan tetapi, karena ketidaktahuan, tidak sedikit petani yang
menggunakan pupuk sintetik melebihi ketentuan, atau caranya tidak tepat. Akibatnya, limbah pertanian yang berupa
sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman tanah tercemar.
Misalnya, pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan
pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah.
Akibatnya, kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman, tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain
itu, penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.
2.
Dampak Pencemaran Tanah
Semua
pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup terutama manusia. Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi
yang terkena. Contohnya saja kromium berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal
sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena akan
mengakibatkan kerusakan pada hati ditandai seperti keracunan. Organofosfat dan
karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
Berbagai
pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat. Ada beberapa macam dampak kesehatan yang tampak
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata, dan ruam kulit untuk paparan
kimia yang telah disebutkan di atas. Pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan kematian.
Selain
kesehatan manusia yang terganggu, pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain
dari rantai makanan tersebut.
Bahkan
jika efek kimia pada bentuk kehidupan tersebut rendah, maka bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari
efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan, dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang
dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.
3.
Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah
Berikut
ini ada dua cara utama yang dapat dilakukan apabila tanah sudah tercemar, yaitu
remediasi dan bioremediasi.
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan exsitu (atau off-site).
Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari
zat pencemar. Caranya adalah, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang
kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya,
zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Salah
satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular
arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun
tidak langsung dalam remediasi tanah. Jamur tersebut dapat berperan langsung
karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah. Jamur tersebut tidak
dapat berperan langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme
bioremediasi lain, seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya.
Sumber Buku IPA
Sumber Buku IPA
Keadaan lingkungan saat ini berada di tahap yang kritis, dimana masyarakat ataupun antar individu tidak lagi memperdulikan keadaan lingkungan, padahal lingkungan saat ini mereka berada sangat mempengaruhi fisik maupun mental. Karena akibat pencemaran lingkungan banyak orang terjangkit penyakit, serta melihat keadaan hal itu juga menambah beban pikiran.
ReplyDeleteKarena kesadaran diri makin menipis, serta egoisme merajalela, dan sifat tak peduli lingkungan itulah membuat lingkungan tercemar di tangan manusia sendiri. Padahal dampaknya juga akan kembali pada mereka yang berbuat.
manusia saat ini sudah seperti layaknya binatang karena sifat mereka tersebut yang tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Banyaknya sampai di solokan dapat mengakibakan banjir.
Semoga Kita Semua lebih sadar akan kebersihan lingkungan sekitar Kita.