Salam cerdas..... Dalam
kehidupan sehari-hari, makhluk hidup selalu membutuhkan air, termasuk manusia.
Kita sangat membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan, antara lain minum,
mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya. Salah satu ciri air bersih adalah
tidak tercemar. Bagaimana air dikatakan tercemar? Air dikatakan tercemar
apabila air itu sudah berubah, baik warna, bau, maupun rasanya. Sesuai dengan
hasil kegiatanmu, air yang tercemar memiliki keasaman yang berbeda dengan air
yang tidak tercemar.
Pencemaran
air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air.
Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran
air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air dari keadaan
normal. Kualitas air menentukan
kehidupan di perairan laut ataupun sungai. Apabila perairan tercemar, maka
keseimbangan ekosistem di dalamnya juga akan terganggu. Air dapat tercemar oleh
komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya.
Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan
industri yang melibatkan penggunaan logam berat, antara lain industri tekstil,
pelapisan logam, cat/tinta warna,
percetakan, bahan agrokimia, dan lain-lain. Beberapa logam berat ternyata telah
mencemari air di negara kita, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan
(Wisnu,1995).
1.
Faktor Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa- rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air
dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
a.
Limbah Industri
Air
limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, kita harus
mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum. Kegiatan
industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan
produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah.
Jenis
limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti
limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik
berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang,
berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik
cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain. Jika
limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan
pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem
tersebut.
Limbah
industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai
menjadi tercemar. Jenis-jenis logam
berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya sangat berbahaya bagi
manusia apabila mengonsumsinya. Misalnya, pencemaran raksa yang terjadi di
Minamata, Jepang. Para nelayan di sekitar teluk Minamata memakan ikan yang
tercemar raksa. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan saraf yang disebut
penyakit Minamata. Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal akibat
penyakit ini.
b. Limbah Rumah
Tangga
Coba
perhatikan kegiatan yang terjadi di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah makan, penginapan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan di tempat tersebut
akan menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga. Limbah
rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan.
Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel),
rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas
mesin-mesin atau kendaraan.
Limbah
rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan
berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah seperti kulit buah sayuran,
sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi,
aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi.
Di
perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme. Akibat
penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam perairan juga menurun. Menurunnya
kandungan oksigen dalam perairan akan merugikan kehidupan biota di dalamnya.
c.
Limbah Pertanian
Air
limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang
dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada
keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat terjadi pencemaran
air. Terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu,
seperti insektisida dan herbisida.
Limbah
bahan berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan
pertanian. Kegiatan pertanian biasanya menggunakan obat-obatan pembasmi hama
penyakit seperti pestisida, misalnya
insektisida. Selain itu, kegiatan pertanian menggunakan pupuk, misalnya urea.
Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat menyebabkan suburnya ekosistem di
perairan kolam, sungai, waduk, atau danau. Pupuk yang tidak terserap ke
tumbuhan akan terbuang menuju perairan.
Akibatnya,
terjadi blooming algae atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan
air. Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh permukaan air, sehingga
mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke dalam perairan tersebut.
Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu dan kadar oksigen
yang terlarut dalam air menurun sehingga merugikan makhluk hidup lain yang
berada di dalamnya.
2.
Dampak Pencemaran Air
Air
limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak
menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal berikut :
a.
Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan
bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada perairan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat
menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga
menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air. Hal ini menyebabkan
berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga mengganggu
keseimbangan ekosistem di dalamnya.
b. Gangguan
Kesehatan
Air
limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit.
Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan
bakteri yang menyebabkan penyakit. Air limbah juga bisa digunakan sebagai
sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Berikut
dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air.
c.
Pemekatan Hayati
Coba
kamu pikirkan apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun. Bahan beracun
itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya.
Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut,
kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan
memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh
manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh
manusia.
Zooplankton
yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga. Dengan demikian,
zooplankton tersebut sudah mengandung bahan beracun yang banyak. Demikian juga
halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan besar akan memakan
ikan kecil tidak hanya satu. Makin banyak memakan ikan-ikan kecil, maka makin
banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar. Bagaimana dengan tubuh
manusia jika sering makan ikan yang beracun tersebut?
d. Mengganggu
Pemandangan
Kadang-kadang
air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem,
tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air yang tercemar tidak
menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini
tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota.
e.
Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada
sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob
menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum
dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku
Mutu Air Limbah.
Kegiatan
3.2 Mengetahui dampak pencemaran air
1.
Siapkanlah tiga buah gelas bekas air mineral yang
ukurannya sama (200 mL).
2.
Berilah label pada masing-masing gelas dengan menuliskan
A, B, dan C.
3.
Isilah masing-masing gelas dengan air mineral sebanyak
150 mL (mengukur air dengan menggunakan gelas ukur). Kalau tidak ada gelas
ukur, isilah dengan jumlah yang sama banyak.
4. Siapkanlah tiga ekor ikan kecil sejenis yang ukuran
besarnya sama (kamu dapat menggunakan ikan kecil apapun yang ukurannya sama
yang ada di daerahmu).
5. Siapkanlah detergen dan sendok kecil atau untuk lebih detail kamu dapat
menggunakan timbangan digital untuk mengukur jumlah detergennya.
6.
Ambillah satu sendok kecil detergen, lalu masukkan ke
dalam gelas B.
7. Lakukanlah hal yang sama dengan ukuran dua kalinya (dua
sendok kecil) detergen dan masukkan ke dalam gelas C.
8.
Gelas A tidak ditambahkan detergen.
9.
Setelah semuanya siap, ambillah ikan kecil yang kamu
siapkan, dan masukkan ke dalam gelas masing-masing satu ekor.
10.
Amatilah apa yang terjadi pada ikan (kondisi) pada periode waktu tertentu. Catatlah semua
hasil pengamatanmu.
Laporkan
hasil kegiatanmu. Presentasikan di depan kelas.
3.
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan
limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organik biodegradable (yakni bahan
organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri
patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah
dapat dilakukan sebagai berikut (Sulistyorini, 2009).
a.
Pembuatan Kolam Stabilisasi
Dalam
kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah
yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini dapat digunakan oleh
semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.
b. IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan
air limbah ini menggunakan alat-alat khusus.
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary
treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan
kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). Primary
treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat
padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Secondary
treatment merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan,
menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Tertiary
treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan
nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor
untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
c.
Pengelolaan Excreta
Excreta banyak terkandung dalam air limbah
rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab
penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan
berbagai penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung
dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat
tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.
Untuk
mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban
yang dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan
air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari
jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh
pemakainya. Pengelolaan excreta dalam septictank dapat diolah
secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas
untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan
menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.
Dalam
meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan
upaya pengurangan sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009)
bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi
dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle, reuse,
reduce, dan repair.
1) Recycle (Pendaurulangan)
Proses
recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos.
Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh
hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan
untuk pupuk.
2) Reuse (Penggunaan Ulang)
Proses
reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat
dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirup dapat digunakan lagi untuk
menyimpan air minum.
3) Reduce
Reduce adalah melakukan pengurangan
bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket,
sebaiknya dari rumah membawa tas. Janganlah meminta tas plastik dari toko atau
supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja.
4) Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya
membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.
Belum ada tanggapan untuk "Faktor Penyebab Pencemaran Air, Dampak Pencemaran Air, dan Cara Penanggulangan Pencemaran Air"
Post a Comment