Salam
cerdas…..
Ø Konsep
Kosmetologi
Kosmetika
sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan baru abad ke 19
mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga mempunyai fungsi
untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru di mulai
secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian
dari dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan
paduan antara kosmetik dan obat (pharmacuetical) atau dikenal dengan
istilah kosmetik medik (cosmeceuticals).
Kosmetik
berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti keterampilan
menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no 445
tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut :
Kosmetika
adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan
atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit. (Depkes RI, Undang-undang tentang Kosmetika dan
Alat Kesehatan, 1976)
Dalam
definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat ‘tidak dimaksud kan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit’, pernyataan tersebut mengandung
pengertian bahwa penggunaan kosmetika tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi
struktur dan faal kulit. Pada tahun 1955, Lubowe menciptakan istilah Cosmedics
sebagai gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal
kulit secara positif tetapi bukan obat, dan pada tahun 1982, Faust mengemukakan
istilah medicated cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga bermanfaat
untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti preparat anti
ketombe, deodorant, preparat antipespirant, preparat untuk mempengaruhi warna
kulit, dan preparat anti jerawat. Tujuan utama penggunaan kosmetik pada
masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik
melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang,
melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra violet, polusi dan
faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu
seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. (Retno Iswari, 2007:7).
Produk
kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria
sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari
maupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap
kondisi kulit, jika terjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit.
Oleh karena itu, perhatikan kandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan
tiap-tiap produk. Dasar kosmetika biasanya terdiri dari bermacam-macam bahan
dasar, bahan aktif dan bahan pelengkap. Bahan-bahan tersebut mempunyai aneka
fungsi antara lain sebagai solvent (pelarut), emulsier
(pencampur), pengawet, adhesive (pelekat), pengencang, absortent
(penyerap) dan desinfektan. Pada umumnya 95 % dari kandungan kosmetika adalah
bahan dasar dan 5 % bahan aktif atau kadang-kadang tidak mengandung bahan
aktif. Hal ini mengandung arti bahwa kosmetika, sifat dan efeknya tidak
ditentukan oleh bahan aktif tetapi terutama oleh bahan dasar kosmetika
tersebut.
Ø Bahan
Dasar Kosmetika
Bahan
dasar kosmetika dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Solvent (Pelarut)
Solvent atau pelarut adalah
bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air, alkohol, eter, dan
minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu
padat misalnya garam, cair misalnya gliserin dan gas misalnya amoniak.
2.
Emulsier (Pencampur)
Emulsier merupakan bahan yang
memungkinkan dua zat yang berbeda jenis dapat menyatu, misalnya lemak atau
minyak dengan air menjadi satu campuran merata (homogen). Emulgator, umumnya
memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan antara dua cairan (surfactant).
Contoh emulgator yaitu lilin lebah, lanolin, alkohol atau ester asam-asam
lemak.
3.
Preservative (Pengawet)
Bahan
pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman terhadap kosmetika,
sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa. Bahan pengawet yang
aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan pengawet untuk
kosmetika dapat menggunakan senyawa asam benzoat, alkohol, formaldehida
dan lain-lain. Jenis pengawet kimia efeknya pada kulit seringkali tidak baik.
Untuk
mengetahui efek yang ditimbulkan, penggunaan kosmetik sebaiknya dicoba dulu
misalnya pada kulit di belakang telinga. Kosmetika yang sudah kadaluwarsa
sebaiknya tidak digunakan lagi. Batas kadaluwarsa beberapa jenis kosmetik,
sejak kemasan dibuka dapat dilihat pada tabel berikut :
4.
Adhesive (Pelekat)
Bahan
yang biasanya terdapat dalam kosmetika seperti bedak, dengan maksud agar bedak
dapat dengan mudah melekat pada kulit dan tidak mudah lepas. Bahan pelakat
dalam bedak antara lain menggunakan seng stearat dan magnesium stearat.
5.
Astringent (Pengencang)
Merupakan
bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan dan menciutkan jaringan
kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat yang bersifat asam lemah
dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
6.
Absortent (Penyerap)
Bahan
penyerap mempunyai daya mengabsorbsi cairan, misalnya kalsium karbonat dalam
bedak yang dapat menyerap keringat di wajah.
7.
Desinfektan
Desinfektan
berguna untuk melindungi kulit dan bagian-bagian tubuh lain terhadap pengaruh-pengaruh
mikroorganisme. Desinfektan dalam kosmetika sering menggunakan ethyl
alkohol, propilalkohol, asam borat fenol dan senyawa-senyawa amonium
kuaterner.
Bahan
dasar yang paling banyak digunakan dalam kosmetika adalah lemak, air,
alkohol dan serbuk. Lemak sebagai bahan dasar kosmetika berfungsi untuk :
1. Lemak dapat membentuk lapisan tipis di
permukaan kulit sehingga berfungsi sebagai pelindung (ptotective film)
yang berguna untuk menghalangi terjadinya penguapan air sehingga mencegah
terjadinya kekeringan pada kulit.
2. Lemak memiliki sifat pembasah (wetting
effect) bagi keratin, sehingga dapat berguna untuk pemeliharaan elastisitas
kulit dan mempertahankan kulit agar tetap lembut dan halus.
3. Lemak dapat melarutkan kotoran-kotoran
seperti sisa-sisa make-up, oleh sebab itu baik digunakan dalam preparat
pembersih.
4.
Jenis lemak tertentu seperti lemak
hewani, nabati dan malam mudah diabsorpsi oleh kulit, sehingga merupakan bahan
dasar yang baik untuk bahan-bahan aktif masuk ke dalam kulit.
5.
Lemak hewani dan lemak nabati tertentu
mengandung bahan aktif seperti vitamin, hormon, dan lestin yang bermanfaat bagi
kulit.
Air
dapat diserap oleh kulit, tetapi daya penetrasi (daya serap) air dan
bahan-bahan yang larut dalam air lebih rendah dibandingkan dengan lemak dan
bahan-bahan yang larut dalam lemak. Daya penetrasi bahan-bahan yang larut dalam
air, tergantung pada kandungan air (water content) stratum corneum,
oleh sebab itu air bukan bahan dasar yang baik untuk mengantar bahan aktif
masuk ke dalam kulit. Air banyak digunakan dalam preparat pembersih, karena air
mudah digunakan, dapat melunakkan stratum corneum dan dapat membersihkan
kotoran yang larut dalam air. Air tidak memiliki daya pembasah kulit dan bukan
merupakan bahan pembersih yang sempurna, oleh karena itu, untuk memperoleh efek
pembersih yang sempurna perlu ditambahkan bahan dasar lain seperti minyak (cleansing
cream), alkohol 20 - 40 % (skin freshener, face tonic) atau surfactant
(sabun, deterjen).
Alkohol
merupakan
bahan pelarut organik dalam kosmetika, seperti halnya eter, aseton, dan
kloroform.Bahan-bahan tersebut cenderung dapat menimbulkan reaksi iritasi pada
kulit. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang dibolehkan (aman) untuk kosmetika
adalah alkohol 20 - 40 % dengan bahan dasar air. Tujuan pemakaian alkohol
tersebut adalah untuk :
1.
Meningkatkan permeabilitas kulit pada air.
2.
Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga meningkatkan daya pembasah air.
3.
Meningkatkan daya pembersih preparat terhadap kotoran yang berlemak.
4.
Bersifat sebagai astringent dan desinfektan.
Bahan
dasar aktif yang sering ditambahkan ke dalam kosmetika antara lain vitamin,
hormon ekstrak tumbuh-tumbuhan dan hewan, asam alpha hidroksil (AHA), merkuri,
tretinoin, hidrokinon, dan hidrogen peroksida. Manfaat preparat tropikal yang
mengandung bahan-bahan aktif adalah bahan aktif tersebut dapat diabsorpsikan
oleh kulit, tidak mudah teroksidasi, berhasiat pada kulit, dan pemberian secara
oral atau dengan cara lain tidak mungkin dilakukan.
Kosmetika
yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi untuk memelihara kesehatan
kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik dan mampu mencegah
timbulnya kelainan pada kulit akibat proses usia, pengaruh lingkungan dan sinar
matahari. Kosmetika menurut penggunaannya dibagi menjadi kosmetika untuk
memelihara, merawat dan mempertahankan kulit, serta kosmetika untuk
mempercantik wajah yang dikenal dengan kosmetika tata rias.
Biokosmetika adalah kosmetika
yang mengandung zat-zat biologis aktif, yang biasanya berasal dari hewani atau
nabati. Zat aktif yang berasal dari hewani diantaranya sari placenta, sari
embrio, air ketuban lembu, serum lembu, sari jaringan tubuh, dan kolagen.
Sari
placenta
merupakan kompleks zat aktif yang sangat baik untuk perawatan kulit yang menua,
karena mengandung nukleotida, hormon-hormon steroid, asam lemak, asam
amino, vitamin dan unsur-unsur mikro. Mutu sari placenta ditentukan atas dasar
kadar enzim fofatase yang dikandungnya. Untuk menjamin khasiat kosmetik
yang dibuat dari sari placenta, kadar yang disarankan ada di dalam kosmetika
sekurang-kurangnya harus mencapai 3 - 5 %. Sari placenta bermanfaat untuk
meningkatkan peredaran darah lokal, merangsang metabolisme kulit, memperbaiki
kekenyalan serabut-serabut jaringan ikat, dan merangsang pernafasan kulit.
Sari
embrio
diperoleh dari telur ayam yang sudah dibuahi, air ketuban lembu dan serum lembu
yang diperoleh dari lembu hamil. Sari embrio mengandung zat-zat yang dapat
merangsang metabolisme sel sehingga sangat baik untuk mengatasi keriput atau
untuk mengencangkan kulit.
Sari
jaringan tubuh
berasal dari jaringan hewani yang sangat baik untuk mengatasi masalah penuaan
kulit.
Kolagen adalah suatu protein
yang terdiri atas berbagai asam amino seperti glisin, prolin,
hidroksiprolin, alanin, leusin, arginin, asam aspartat, asam glutamat,
dan asam-asam amino lainnya dalam jumlah kecil. Serabut kolagen adalah unsur
penting yang memberi kekuatan kepada kulit jangat dan sangat menentukan keadaan
jaringan ikat. Dalam keadaan normal, kolagen memungkinkan penyerapan dan
pertukaran air serta gas. Dalam jaringat ikat muda, kolagen terdapat dalam
bentuk yang mudah larut (soluble collagen). Bila kulit menua, kolagen
berubah menjadi bentuk yang sukar larut dan menjadi kaku. Serabut-serabut
kolagen demikian akan kehilangan daya mengembung dan daya untuk menyerap air.
Untuk menghambat perubahan-perubahan negatif pada permukaan kulit sebagai
akibat pengerasan serabut-serabut kolagen, karena proses penuaan, dapat diberi
hasil uraian (hydrolstate) kolagen yang mudah larut, semata-mata untuk
menggantikan kolagen yang telah mengeras. Kolagen yang mudah larut diperoleh
dengan cara ekstraksi kulit anak lembu. Cara ekstraksi sangat menentukan mutu
kolagen yang dihasilkan, karena pada proses tersebut hendaknya struktur dan
susunan kimiawi kolagen tidak mengalami perubahan. Mekanisme perubahan kolagen
adalah suatu proses yang sangat kompleks, dan berkaitan dengan pembentukan
fibril serta serabut, regulasi enzim pada sintesis, modifikasi dan penguraian
kolagen. Kosmetika yang mengandung kolagen dapat memperbaiki kekenyalan kulit,
melicinkan permukaan kulit, meningkatkan kelembaban kulit, serta memperbaiki
fungsi pembuluh kapiler kulit sehingga dapat digunakan untuk peremajaan kulit.
Di
dalam dermis, 70 % jaringan ikatnya adalah kolagen, sedangkan 5% adalah
jaringan elastin. Elastin sangat berpengaruh terhadap sifat elastisitas
jaringan ikat yang secara bersama-sama dengan kolagen dapat digunakan untuk
produk kosmetik perawatan kulit. Bahan dasar dermis terdiri dari garam, air,
dan glikosaminoglikan yang membentuk molekul kompleks. Asam hialuronat termasuk
ke dalam kelompok glikosaminoglikan yang terdapat dalam dermis. Manfaat asam
hialuronat adalah sebaai pelumas untuk jaringan kolagen, dan mencegah perubahan
kolagen yang larut menjadi kolagen yang tidak larut.
Zat
biologis aktif yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan mencakup sari berbagai
tumbuh-tumbuhan, minyak-minyak nabati, minyak-minyak atsiri, sari buah dan
serbuk sari bunga. Zat biologis aktif ekstrak tumbuhan ini bermanfaat untuk
melicinkan dan menghaluskan kulit, mempengaruhi keratinasasi dan hidrasi
lapisan epidermis serta dapat membantu dalam proses pemutihan kulit (bleaching
skin). Asam alfa hidroksi (AAH atau Alfa Hidroxil Acid / AHA) adalah
asam karbosilat yang memiliki gugus hidroksi pada posisi alfa. Secara alamiah
zat ini terdapat dalam buah-buahan dan yogurt, seperti asam glikgat pada gula
tebu, asam laktat pada yogurt, asam tartat pada buah apel, dan asam sitrat pada
buah jeruk.
Manfaat
AAH atau AHA
adalah sebagai emolien, yang dapat meningkatkan pergantian sel kulit dan
pembentukan sel kulit baru, mengurangi ikatan antar komeosit dan mensintesis
kolagen sehingga dapat mengurangi keriput halus, membentuk kulit halus dan
sehat serta dapat memperbaiki tekstur kulit. Oleh karena itu emolien ini sangat
baik digunakan bagi perawatan kulit kering, perawatan dan peremajaan kulit
menua dan kulit yang terdapat parut bekas jerawat (acne scar). AHA hanya
cocok digunakan untuk mereka yang berusia antara 30 - 40 tahun, untuk usia
lebih dari 40 tahun sebaiknya memilih asam retinoat. Asam retinoat (retinoic
acid) mengandung vitamin A yang mampu menembus ke dalam sel kulit,
sedangkan AHA hanya bisa sampai lapisan antar sel. Kulit yang kusam pun menjadi
lebih lembab, tebal, merah, dan segar lagi.
Bahan
aktif lain dalam kosmetika yaitu hidrokinon. Hidroknion (hydroquinone)
adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata,
tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit.
Melanin adalah pigmen kulit yang memberikan warna gelap kecokelatan, sehingga
muncul semacam bercak atau bintik cokelat atau hitam pada kulit. Banyaknya
produksi melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi.
Hidrokinon
digunakan untuk mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma,
titik-titik penuaan, dan chloasma. Hidrokinon sebaiknya tidak digunakan
pada kulit yang sedang terbakar sinar matahari, kulit yang iritasi, yang luka
terbakar, dan kulit pecah. Hindari penggunaan hidrokinon pada mereka yang
mengalami masalah hati, ginjal, alergi atau sedang hamil dan menyusui. Sebelum
mengoleskan hidrokinon, bersihkan wajah dari kotoran dan make-up, dan
keringkan. Dalam pemakaian hidrokinon harus hati-hati jangan sampai terkena
mata, bibir, bagian dalam hidung, dan mulut, karena bisa menyebabkan mati rasa.
Kandungan hidrokinon dalam kosmetik yang diizinkan tidak lebih dari dua persen.
Tretinoin adalah bahan aktif dalam kosmetika, berupa
zat kimia yang termasuk vitamin A asam atau retinoic acid, yang
berfungsi untuk membentuk struktur atau lapisan kulit baru, mengganti
lapisan kulit luar yang rusak. Krim tretinoin yang dioleskan ke kulit
menyebabkan daya permeabilitas kulit meningkat. Ini ditandai oleh terbentuknya
lapisan tanduk baru. Tretinoin juga meningkatkan pembentukan pembuluh rambut
kulit. Akibatnya, aliran darah ke kulit bertambah. Lapisan luar kulit dan
kegiatan pembelahan sel pun meningkat.
Bertambahnya
usia menyebabkan bantalan kolagen kulit menipis dan tidak kenyal lagi. Tretinoin
inilah yang mampu membantu pembentukan sel fibrobias di bawah kulit,
sehingga bantalan kolagen menebal, kencang, dan kerut memudar. Selain
meremajakan, tretinoin mampu mengatasi jerawat, spoerten, bekas
luka dangkal, serta memunculkan lapisan di kulit yang sudah lapuk. Tretinoin
dosis tertentu menyebabkan kulit mengelupas dan muncul kulit baru, tetapi tidak
semua kulit tahan menerimanya, sehingga malah kulit menjadi rusak, kulit jadi
kemerah-merahan. Pada kulit sensitif, pemakaian tretinoin harus dimulai dengan
dosis paling rendah yakni 0,05 persen dengan pemakaian setiap dua malam sekali.
Bila kulit mulai kuat dan tidak timbul reaksi radang, rasa terbakar, secara
perlahan, dosisnya dapat ditambah atau ditingkatkan dan pemakaiannya pun dapat
setiap malam. Kosmetik berbahan dasar aktif tretinoin tidak boleh dipakai siang
hari, karena paparan sinar matahari dapat memperkuat efek sampingnya. Pada
kulit normal, efek kemerahan karena peradangan, akan mereda setelah pemakaian
dihentikan. Pada kulit sensitif, efek ini akan menetap, bahkan hingga
berbulan-bulan setelah pemakaian dihentikan. Untuk menghidari efek yang tidak
baik, maka :
1.
Kosmetik berbahan dasar aktif tretinoin
jangan digunakan pada kulit yang tidak sehat,
2.
Jangan memakai alkohol atau kosmetik
yang bersifat mengeringkan terutama pada kulit sensitif,
3.
Sebelum pemakaian kosmetik berbahan
dasar aktif tretinoin, kulit harus benar-benar bersih dari obat kulit seperti
obat luka, obat jerawat, salep eksim atau obat bisul.
4.
Tretinoin tidak boleh dipakai pada
kulit yang baru melakukan pengelupasan (peeling).
5. Pemakaian tretinoin harus segera
dihentikan jika muncul lenting lepuh pada kulit atau timbul rasa terbakar.
Merkuri
atau air raksa
(hydragyricum (Hg)) adalah satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud
cair, tidak berbau, warnanya keperakan, dan mengkilap. Merkuri akan menguap
bila dipanaskan sampai suhu 357 derajat celcius. Merkuri dapat dijumpai di alam
seperti di air dan tanah, terutama dari deposit alam, limbah industri, dan
aktivitas vulkanik. Dalam pertambangan emas, merkuri digunakan dalam proses
ekstraksi dan pemurnian. Merkuri juga digunakan dalam industri seperti
termometer, tambal gigi, baterai dan soda kaustik. Merkuri dapat bersenyawa
dengan khlor, belerang, dan oksigen senyawa untuk membentuk garam
merkurium. Ini adalah bahan-bahan yang sering digunakan dalam industri krim
pemutih kulit. Karena sifat ionnya mudah berinteraksi dengan air, merkuri mudah
masuk ke dalam tubuh melalui kulit, respirasi (pernapasan), dan makanan. Bila
merkuri sudah masuk ke dalam kulit, akan muncul reaksi alergi yang berupa
iritasi. Reaksi iritasi ini berlangsung cukup cepat. Mandi beberapa kali di
sungai atau di laut yang tercemar merkuri, akan menyebabkan kulit segera
mengalami iritasi. Merkuri dapat membuat kulit terbakar, menjadi hitam, bahkan
dapat berkembang menjadi kanker kulit.
Merkuri
inorganik dalam krim pemutih, dapat menimbulkan keracunan bila digunakan dalam
jangka waktu yang lama. Meski tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan,
efek buruk tetap saja timbul pada tubuh, atau meski hanya dioleskan ke kulit,
merkuri mudah diserap ke dalam darah, kemudian memasuki sistem saraf.
Manifestasi gejala keracunan merkuri berupa gangguan sistem saraf seperti
tremor, insomnia, kepikunan, gangguan penglihatan, gerakan tangan jadi abnormal
(ataksia), gangguan emosi, dan depresi. Merkuri yang terakumulasi dalam
organ tubuh seperti ginjal, hati, dan otak, dapat menyebabkan kematian.
Hidrogen
peroksida atau hidrogen dioksida (H2O2), terbentuk dari dua atom hidrogen dan
dua atom oksigen. Bentuknya menyerupai air (H2O), tetapi pada H2O2 ada
kelebihan molekul oksigen, sehingga sangat baik digunakan sebagai oksidiser.
Bahan ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Penelitian terbaru
menyatakan, bahwa hidrogen peroksida bermanfaat dalam reaksi kimia yang
berlangsung dalam tubuh. Dalam memerangi infeksi, vitamin C membuat hidrogen
peroksida untuk merangsang produksi prostaglandin.
Di
kolon dan vagina, lactobacillus juga membuat hidrogen peroksida berguna
untuk melawan bakteri, virus, dan mencegah infeksi. Hidrogen peroksida juga
digunakan untuk bahan pemutih gigi dan pembersih kotoran telinga. Untuk
keperluan luar tubuh, hidrogen peroksida berfungsi sebagai antiseptik yang
dapat membunuh bakteri, virus, serta jamur. Saat berkontak dengan kulit,
hidrogen peroksida terpecah menjadi air dan oksigen. Oksigen masuk menembus
kulit dan sampai ke pembuluh darah kapiler. Kehadiran oksigen pada pembuluh
darah kapiler, menyebabkan kulit menjadi segar, sehat, dan terpenuhi kebutuhan
gizinya, sebab oksigen yang dibawa H2O2 berfungsi sebagai kendaraan betakaroten
yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh.
Pemakaian
hormon dan vitamin dalam kosmetika tidak dapat dibenarkan, kecuali
apabila dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pemakaian hormon dalam jangka
waktu lama, dapat mengacaukan keseimbangan hormonal dalam darah dan dapat
menimbulkan efek samping sistematik seperti gangguan menstruasi dan gangguan
sistem reproduksi. Krim hormon yang mengandung estrogen baik untuk perawatan
kulit menua. Vitamin dalam kosmetika harus memperhatikan termobilitas dan
kepekaan berbagai vitamin terhadap oksigen serta sinar ultra violet. Vitamin A
sangat baik untuk melindungi epitel, merangsang epitelisasi jaringan
kulit sebagai ester asetat atau palmitat, dalam kosmetika dipakai untuk kulit
yang merah, kasar, kering, dan degeneratif. Kekurangan vitamin A menyebabkan
peningkatan keratinisasi secara abnormal (hiperkeratosis), lapisan
tanduk menutupi folikel rambut, sehingga sekresi sebum terhambat dan terbentuk
komedo (blackhead) yang mudah menjadi inti infeksi. Vitamin A dalam
kosmetika, merangsang granulasi dan mencegah keratinisasi berlebihan, sehingga
kulit menjadi lebih halus dan licin, sedangkan turgor jaringan jadi meningkat.
Vitamin
E
berhasiat sebagai antioksidan. Kekurangan vitamin E antara lain dapat
menyebabkan gangguan metabolisme, regenerasi sel yang lambat, dan gangguan
fungsional sistem reproduksi. Penggunaan kosmetika yang mengandung vitamin E
dan vitamin A pada kulit wajah bertujuan untuk memperbaiki peredaran darah di
kulit dan akhirnya dapat memperbaiki kondisi kulit.
Belum ada tanggapan untuk "Konsep Kosmetologi dan Bahan Dasar Kosmetika"
Post a Comment