Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam. Setiap teori menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam praktek, suatu teori belajar tidak dapat diterapkan untuk berbagai situasi pembelajaran. Penerapan suatu teori mungkin cocok untuk suatu situasi tertentu dan tidak untuk situasi yang lain.
Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal:
1) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, mengingat, mengkhayal, yang dapat dikembangkan dengan latihan.
2) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa. Sistem energi ini meliputi respon terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.
Macam-Macam Aliran Teori Belajar
Berdasarkan kajian terhadap kedua macam konsep itulah, teori-teori belajar dibangun yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam aliran, yaitu:
1) Disiplin mental atau psikologi daya, yang memandang bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah daya yang beraneka ragam. Belajar pada prinsipnya adalah melatih daya-daya mental tersebut.
2) Behaviorisme atau psikologi tingkah laku, yang menganggap bahwa tingkah laku manusia merupakan kumpulan respon terhadap rangsangan.
Respon ini meliputi dua macam, sehingga menghasilkan dua macam aliran:
1) Koneksionis atau asosianisme yang menganggap bahwa tingkah laku itu merupakan respon terhadap stimulus tertentu. Penganut aliran atau teori ini menganggap bahwa suatu stimulus (S) mempunyai ikatan dengan response ( R ) tertentu.
2) Kognitif atau Gestalt yang menganggap bahwa proses kognitif yaitu insight (pemahaman/wawasan) merupakan fundamental (asasi) dari respon manusia. Dengan demikian perilaku manusia itu ditandai oleh kemampuan melihat dan membuat hubungan antar unsur-unsur dalam situasi problematic, sehingga diperoleh insight.
Teori belajar menurut psikologi daya ini adalah kesulitan untuk menentukan jenis bahan pelajaran apa yang terbaik untuk melatih, membentuk, atau mengembangkan otak. Proses belajar yang paling menonojol dalam penerapan teori daya adalah dengan melalui praktek dan latihan (diantaranya memecahkan soal, menghapal, dan mengarang).
Motivasi belajar siswa di pandang tidak begitu penting untuk diperhatikan, demikian pula faktor perbedaan individual dianggap tidak relevan untuk penerapan teori ini. Persoalan transfer (pengalihan) dalam belajar dipandang sebagai sesuatu yang bersifat otomatis. Artinya, bila daya mental tertentu sudah terbentuk maka kemampuan ini dapat di transfer pada situasi lain.
Belum ada tanggapan untuk "Macam-Macam Aliran Teori Belajar dan Pengertian Teori Belajar"
Post a Comment