Cabang
olahraga renang merupakan cabang olahraga yang berbeda dengan cabang olahraga
lainnya. Perbedaan yang mencolok dari cabang olahraga ini adalah aktivitasnya
yang dilakukan di dalam air. Untuk dapat melakukan berbagai gerakan yang
dilakukan di dalam air, Anda harus belajar teknik bergerak dan bertahan lama di
dalam air tanpa tenggelam.
Selain
renang, terdapat cabang olahraga lain yang dilakukan di air, misalnya loncat
indah dan water polo. Namun, pada dasarnya teknik gerak dasar renang harus
dikuasai terlebih dahulu. Apakah kamu dapat berenang?
Pada
bab ini Anda akan memperlajari teknik renang untuk perlombaan, permainan, dan
keselamatan di air. Dengan memperhatikan materi berikut dengan saksama akan
membantu Anda untuk memahami cara melakukan pola air dan renang estafet.
A. Polo Air
Polo
air atau water polo merupakan permainan bola yang dilakukan di dalam air dengan
menggunakan tangan dan kaki. Permainan ini hampir sama dengan permainan bola
tangan, hanya saja permainan ini dilakukan di dalam air. Permainan polo air
dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas 7 orang. Tujuan utama dari
permainan polo air adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang
lawan.
1.
Peraturan
Permainan
Setiap
permainan dan olahraga mempunyai peraturan permainan. Peraturan tersebut
merupakan hasil dari suatu kesepakatan, baik kesepakatan dalam lingkup nasional
maupun internasional, dengan tujuan mengorganisasi pertandingan atau
perlombaan.
Berikut beberapa peraturan dalam permainan polo air:
a.
Ukuran Kolam Polo Air
Ukuran kolam renang yang digunakan untuk
permainan polo air adalah 30 × 20 meter.
b.
Ukuran Gawang
Tinggi gawang pada polo air diukur dari atas
rata-rata air adalah 90 cm. Berikut ini adalah gambar dari gawang polo air.
c.
Jumlah Pemain
a)
Setiap regu terdiri dari 7 orang
pemain dengan 4 orang pemain cadangan.
b)
Pemain tidak boleh melapisi badannya
dengan minyak.
c)
Setiap pemain harus memakai topi yang
mempunyai nomor 1-14. Nomor 1 dan 14 (untuk penjaga gawang) dan nomor 2-13
(untuk pemain lapangan). Besarnya ukuran topi 10 cm pada bagian depan dan
bagian belakang berwarna biru atau merah.
d.
Waktu Permainan
Permainan berlangsung selama 20 menit bersih
yang dibagi menjadi 4 babak. Setiap babak 5 menit, dengan istirahat antar babak
2 menit. Pergantian gawang dari regu dilakukan setiap pergantian babak.
2. Bermain Polo Air
a.
Permulaan Permainan
1) Pada permulaan setiap babak, para
pemain harus berada 1 meter di depan garis gawang dan jarak antar pemain. Di
antara kedua gawang tidak boleh lebih dari 2 orang pemain. Pemain-pemain
tersebut harus menunggu tanda dari wasit yang akan diberikan jika regu-regu
telah siap. Wasit akan meniup peluit untuk memulai permainan. Bersamaan dengan
itu, wasit harus melepaskan atau melemparkan bola ke arah lapangan permainan.
2) Jika terjadi gol, regu yang kalah akan
memulai kembali permainan dan semua pemain harus mengambil posisi dalam daerah
sendiri, di belakang garis tengah.
3) Seorang pemain dari regu harus memulai
kembali permainan dengan mengambil tempat di tengah-tengah lapangan permainan.
4)
Ketika ada tanda wasit dan setelah
bola dilemparkan oleh wasit, ia harus segera memulai permainan dengan
melemparkan bola kepada pemain lain dari regunya yang berada di belakang garis
tengah pada waktu ia menerima bola itu.
5)
Permulaan yang salah harus diulangi
kembali.
b.
Gol
Bola
dinyatakan masuk, apabila seluruh bagian bola melewati garis gawang di antara
kedua tiang gawang dan mistar gawang.
c.
Lemparan Gawang
Apabila
seluruh bola melewati garis gawang, kecuali di antara kedua tiang gawang, dan
terakhir bola disentuh oleh seorang pemain penyerang harus dilakukan lemparan
gawang. Kesalahan dalam lemparan gawang harus diulangi. Lemparan gawang
dilakukan oleh penjaga gawang.
d.
Lemparan Penjuru
Lemparan
penjuru akan dilakukan, jika terjadi hal berikut:
1) Bola melewati garis gawang, di antara
kedua garis gawang yang terakhir disentuh oleh pemain bertahan.
2) Seorang penjaga gawang pada waktu
melakukan lemparan bebas atau lemparan gawang, sebelum bola itu disentuh oleh
pemain-pemain lainnya mengambilnya kembali dan masuk ke dalam gawang.
3) Pemain melakukan suatu lemparan bebas,
mengoperkan bola itu kepada penjaga gawang sendiri dan sebelum pemain lainnya
menyentuhnya.
e.
Lemparan Bebas
Lemparan
bebas merupakan hukuman terhadap kesalahan-kesalahan biasa. Lemparan bebas
dilakukan dari tempat terjadinya kesalahan. Seorang pemain yang mendapatkan
lemparan bebas dapat dengan langsung mengoperkan bola kepada kawan atau dengan
menggiring lebih dahulu baru mengoperkannya.
Bola
dari lemparan bebas dapat langsung ditembakkan ke gawang, setelah disentuh oleh
seorang pemain kawan maupun lawan dan melewati garis gawang di antara kedua
tiang gawang. Kesalahan ada dua macam, yaitu kesalahan biasa dan kesalahan
berat. Kesalahan biasa hukumannya lemparan bebas, sedang kesalahan berat
dihukum dengan lemparan hukuman (penalti).
f.
Lemparan Wasit
Berikut
ketentuan mengenai lemparan yang dilakukan oleh wasit:
1) Permainan harus dihentikan jika terdapat pemain yang
sakit, terjadi kecelakaan, atau jika terdapat dua orang pemain atau lebih, dari
regu yang berlawanan dalam waktu yang bersamaan membuat kesalahan.
2) Bola yang dilemparkan wasit harus
sedemikian rupa sehingga pemain-pemain dari kedua regu itu mempunyai kesempatan
yang sama untuk mencapai bola itu setelah bola tersebut menyentuh air.
3)
Jika lemparan wasit itu bolanya jatuh
di air dan
a.
menguntungkan salah satu regu,
lemparan harus diulang.
g.
Bola Keluar
Bola
dinyatakan keluar lapangan permainan, jika bola melewati salah satu garis sisi
lapangan. Tindakan selanjutnya adalah melakukan lemparan bebas. Lemparan bebas
akan diberikan kepada pemain dari regu lawannya yang terdekat pada tempat bola
itu meninggalkan lapangan permainan.
3. Teknik Polo Air
Terdapat
dua macam latihan teknik permainan polo air, yaitu latihan teknik renang polo
air dan latihan teknik dengan bola. Teknik renang polo air pada dasarnya semua
pemain harus menguasai beberapa teknik gaya renang, antara lain gaya bebas,
gaya samping, gaya dada, gaya punggung, injak-injak di air, dan loncat-loncat di
air.
B. Renang Estafet
Renang
estafet atau medley event adalah
salah satu nomor perlombaan renang gaya ganti yang dilakukan secara estafet
oleh sebuah tim yang terdiri atas empat orang perenang untuk memenangkan sebuah
perlombaan dengan jarak yang telah ditentukan.
Taktik
yang harus dilakukan dalam perlombaan renang estafet adalah dengan menempatkan
perenang pada spesialisasinya, kerja sama yang baik pada saat pergantian
perenang, dan lakukan latihan bersama terutama pada saat menjelang pergantian
dan finish.
1. Gaya-Gaya Renang Estafet
Gaya
yang dipergunakan pada saat gaya ganti estafet 4×100 m baik putra maupun putri
adalah sebagai berikut:
a.
Gaya kupu-kupu
b.
Gaya punggung
c.
Gaya dada
d.
Gaya bebas
Adapun
untuk gaya ganti estafet 4 × 400 m putra antara lain sebagai berikut:
a.
Gaya punggung
b.
Gaya dada
c.
Gaya kupu-kupu
d.
Gaya bebas
Urutan
gaya ganti estafet sebagai berikut:
a.
Perenang pertama melakukan gaya
punggung.
b.
Perenang kedua melakukan gaya dada.
c.
Perenang ketiga melakukan gaya
kupu-kupu.
d. Perenang
keempat melakukan gaya bebas.
2. Perlombaan Renang Estafet
a.
Ketentuan Start
Berdasarkan
ketentuan FINA bahwa aba-aba start hanya dilakukan satu kali. Jika perenang
melakukan kesalahan sebelum aba-aba start dibunyikan maka perenang tidak
diperkenankan ikut serta start kembali.
Jika pada saat aba-aba start dibunyikan ada yang mendahuluinya, maka perenang yang mencuri start didiskualifikasi, lomba renang tetap berjalan sampai dengan selesai nomor tersebut.
Jika pada saat aba-aba start dibunyikan ada yang mendahuluinya, maka perenang yang mencuri start didiskualifikasi, lomba renang tetap berjalan sampai dengan selesai nomor tersebut.
Start
yang digunakan renang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu, berbeda dengan
start renang gaya punggung. Start dalam gaya bebas, gaya dada dan gaya
kupu-kupu dimulai dengan cara meloncat (terjun) dari atas tempat start.
1) Pada aba-aba peluit panjang, para
peserta melangkah naik di bagian belakang balok start dan tetap diam.
2) Pada aba-aba “awas” perenang segera
mengambil sikap start di bagian depan tempat start dengan sikap sedikit
membungkuk semua peserta tidak boleh bergerak.
3)
Jika semua perenang sudah tidak
bergerak, isyarat “ya” atau peluit dibunyikan.
Khusus
dalam gaya punggung dan gaya ganti estafet start dilakukan dari dalam kolam.
1) Pada bunyi peluit panjang, para
perenang segera turun ke kolam dan mengambil sikap start dengan berpegangan
pada tempat start.
2)
Jika seluruh peserta sudah diam tidak
bergerak aba-aba “awas” dan “ya” atau peluit segera dibunyikan tanda start di
mulai.
3) Ketentuan start salah yang diakibatkan
oleh kesalahan petugas, maka kesalahan perenang dapat dihapus.
b.
Ketentuan Gaya Bebas
Gaya
bebas berarti bahwa dalam satu nomor perlombaan, peserta boleh melakukan renang
dengan gaya apa saja, kecuali dalam nomor gaya ganti perorangan atau gaya ganti
estafet, maka gaya bebas di sini adalah gaya selain gaya punggung, gaya dada
dan gaya kupu-kupu. Pada renang gaya bebas pada waktu pembalikan dan finish
perenang dapat menyentuh dinding dengan tangan bukan suatu ketentuan.
c.
Ketentuan Gaya Punggung
1) Pada waktu start para peserta berbaris
di dinding kolam berpegangan pada tempat start yang ditentukan.
2)
Kedua telapak berada di bawah
permukaan air.
3)
Perenang tidak diperkenankan
menggerakkan anggota badan sebelum isyarat start diberikan.
4) Saat start atau pembalikan posisi
tubuh harus dalam posisi telentang dan harus tetap telentang selama melakukan
renang.
5) Berenang gaya punggung di bawah
permukaan air tidak diperkenankan. Kecuali maksimal 10 meter setelah start
pembalikan.
d.
Ketentuan Gaya Dada
1) Mulai dari ayunan tangan pertama
sesudah start atau pembalikan posisi badan harus tetap tertelungkup dan kedua
tangan segaris dengan permukaan air.
2)
Gerakan kedua tangan harus serempak
dan dalam bidang horizontal tanpa gerakan bergantian.
3) Kedua tangan harus didorongkan ke
depan bersamaan dari dada dan harus ditarik ke belakang di bawah permukaan air.
Kecuali saat start atau pembalikan.
4)
Gerakan kaki dengan tendangan seperti
lumba-lumba tidak diperkenakan.
5)
Pada waktu pembalikan atau finish
harus dilakukan dengan kedua tangan secara bersamaan, baik di atas atau di
bawah permukaan air. Kedua bahu harus tetap dalam posisi horizontal.
e.
Ketentuan Gaya Kupu-Kupu
1) Kedua tangan diayun ke depan secara
bersama-sama di atas permukaan air dan ditarik ke belakang secara serempak.
2) Badan tetap dalam posisi telungkup dan
bahu sejajar dengan permukaan air, mulai dari ayunan pertama sesudah start atau
pembalikan.
C. Keselamatan dalam Olahraga Renang
Pendidikan
keselamatan adalah suatu jenis pendidikan yang menelaah tentang penanggulangan,
pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan cedera.
Selamat, artinya terhindar dari bencana, kecelakaan, atau tidak mendapat
hambatan dan gangguan fisik.
Beberapa
penyebab kecelakaan di air, khususnya di sungai atau di kolam renang adalah
faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, atau keadaan fisik
dan mental yang kurang sehat.
1. Kecelakaan dan Cedera Saat Berenang
Bahaya-bahaya
yang sering terjadi di sungai atau kolam renang antara lain disebabkan sebagai
berikut:
a.
Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.
b.
Tidak mematuhi peraturan dan tata
tertib di kolam renang.
c.
Tidak menguasai teknik berenang yang
baik.
d.
Terlalu lelah atau terlalu lama
berenang.
e.
Belum sarapan (makan) sebelum latihan
renang.
f. Terlalu
dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum berenang harus
sudah makan).
Berbagai
macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa berenang di kolam renang,
antara lain sebagai berikut:
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti
otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (ankle joint), persendian lutut (knee joint), persendian bahu (shoulder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar
yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan
sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
Hal
yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam
renang, antara lain sebagai berikut:
a.
Lakukan pemanasan yang cukup (warming up) sebelum latihan berenang.
b.
Mematuhi peraturan dan tata tertib di
kolam renang.
c.
Menguasai salah satu teknik berenang
atau minimal teknik mengapung di air.
d.
Melakukan sarapan atau makan minimal 2
jam sebelum latihan berenang.
e.
Menghindari latihan renang yang
berlebihan atau terlalu lelah.
2. Penyelamatan Korban
Jika
kita mengalami kecelakaan atau mendapatkan seorang teman atau atlet yang
mengalami musibah atau kecelakaan di kolam renang, hendaknya memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a.
Keadaan sekitar, meliputi tempat
kecelakaan atau kejadian, sebab-sebab kecelakaan, dan suasana di sekitar kejadian
atau kecelakaan.
b. Keadaan penderita, meliputi kondisi
tulang apakah terdapat patah tulang atau tidak, pendarahan atau luka, dan
apakah korban dalam kondisi pingsan atau meninggal dunia
c.
Lakukan pertolongan dengan peralatan
yang tersedia, misalnya pelampung, ban, atau tali.
Prinsip
pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan di kolam renang
adalah sebagai berikut:
a.
Upayakan agar si penderita tenang dan
tidak panik.
b. Jika penderita masih dapat
menggerakkan anggota tubuh, pertolongan dapat dilakukan dengan mendorong badan
si penderita ke arah pinggir kolam secara perlahan-lahan.
c. Jika si penderita tidak dapat
menggerakkan anggota tubuhnya atau pingsan, dapat dilakukan pertolongan dengan
cara membuat korban tenang dan upayakan muka korban berada di atas permukaan
air saat dibawa ke pinggir kolam.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan saat melakukan pertolongan sambil berenang, antara
lain sebagai berikut:
a.
Bertindak cepat, tepat, dan
berhati-hati.
b.
Memberikan ketenangan bagi si
penderita.
c.
Mencegah terjadinya cacat.
d.
Mencegah terjadinya infeksi.
e.
Mencegah bahaya maut atau kematian.
f.
Mencegah pendarahan apabila banyak
keluar darah.
g. Segera ketika sampai di sisi kolam
lakukan pertolongan pertama. Sebaiknya dibawa ke dokter atau rumah sakit.
Belum ada tanggapan untuk "Polo Air dan Renang Estafet. Materi Penjas SMA Kelas XII"
Post a Comment