BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kejiwaan
adalah tingkat kecerdasan sifat dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi,
adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu.Pembentukan kejiwaan dimulai sejak
seseorang terlahir ke dunia. Tiap-tiap individu telah membawa bibit-bibit sifat
dalam diri yang sepanjang proses kehidupannya akan senantiasa berkembang
menjadi kejiwaan tertentu.
Selama
proses itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya, pengalaman
dan cara menghadapinya sesuai tingkat kesadaran atau usia, periode dalam
menghadapi suatu masalah, kondisi mental dan fisik dan bentuk tekanan yang
diterima. Bibit sifat dan faktor yang mempengaruhinya akan menyatu membentuk
sifat dan mental yang kuat, akhlak serta jiwa yang dapat dipelajarinya
berdasarkan ilmu psikologi.
Psikologi
ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi pendidikan adalah
cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan
pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang
sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi
proses dan keberhasilan belajar.
Pentingnya
psikologi dalam pendidikan, dalam psikologi kepatuhan yang datang dari luar
merupakan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam
pendidikan, kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbale-balik diantara semua
pihak yang terlibat didalam, baik anak didik, pendidik, kurikulum maupun
fasilitas pendidikan, semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu
mengarahkan perhatian kepada sifat dan hakikat anak didik, sehingga pelayanan
pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja sifat kejiwaan manusia?
2.
Apa hakikat kejiwaan manusia?
3.
Apa wujud hakikat kejiwaan manusia?
4.
Apa saja aktivitas-aktivitas kejiwaan
manusia?
C.
Tujuan Pembuatan
Makalah
1.
Untuk mengetahui sifat dan hakikat
kejiwaan manusia.
2.
Untuk mengetahui hakikat kejiwaan pada
manusia.
3.
Untuk mengetahui wujud hakikat
kejiwaan manisia.
4.
Untuk mengetahui aktivitas-aktivitas
kejiwaan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sifat Dan
Hakikat Kejiwaan Manusia
1.
Pengertian
Menurut
ahli psikologi menyatakan bahwa hakikat manusia adalah rohani atau jiwa.Jasmani
dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah
ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan,
meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari
segi biologisnya.
Bentuknya
(misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak
dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan
segala jenis makanan. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah
berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari kera tapi ternyata gagal karena
tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai
bentuk ubah dari kera.
2.
Sifat Kejiwaan
Manusia
Menurut
John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan
aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan,
perasaan dan intelektual. Manusia mempunyai 3 sifat dasar, yaitu:
1. Sifat biologis: manusia tumbuh secara
alami dengan prinsip biologi dengan menggunakan lingkungannya.
2.
Sifat hewani: dengan adanya
perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan internal untuk mencari
keseimbangan hidup, melalui peralatan indera manusia menjadi sadar dan menuruti
keinginan-keinginannya.
3. Sifat intelektual: manusia mampu
menemukan benar atau salahnya sesuatu, baik atau buruknya sesuatu, serta dapat
mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual inilah yang membedakan manusia dari makhluk yang
lainnya. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya
dari makhluk-makhluk lain.
Disebut
sifat hakikat kejiwaan manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.Karena manusia mempunyai
hati yang halus dan dua pasukannya.
Pertama, pasukan yang tampak
yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan
tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan.
Kedua, pasukan yang
mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut
kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan
binatang.
3.
Hakikat Kejiwaan
Manusia
Hakikat
kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta
aktivitas-aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan
tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.
•
Kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia
Mengenai
kekuatan-kekuatan jiwa manusia, telah dibahas oleh para tokoh pendidikan dunia
sejak beberapa abad sebelum Masehi.Berikut ini dikemukakan oleh para ahli/tokoh
pendidikan dunia. Berdasarkan observasi dan intropeksi, plato (428-348 S.M)
mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:
1)
Akal
Akal
sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal
adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran
dan kesalahan. Dengan akal, manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani
dan kejiwaannya, sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih
sejahtera.
Dalam
usaha menerangkan hakikat manusia, John Lock (1632-1704) menekankan pembahasan
tentang akal sebagai gudang dan pengembang pengetahuan.Akal merupakan kekuatan
vital untuk mengembangkan diri. Menurut John Locke, Akal mempunyai
kekuatan-kekuatan itu. Ada dua kekuatan akal manusia yaitu:
a)
Kekuatan berpikir yang disebut
pengertian
Segala
peristiwa yang terjadi dalam akal, menurut John Locke dapat dikenal dan
dikehendaki oleh manusia. Pengertian terjadi dari proses aktivitas pengamatan.
Aktivitas pengamatan itu menurut john locke mencakup kegiatan mengindera,
mengenal, menalar dan meyakini.
Mengamati
berarti menerima impresi-impresi dari dalam dan luar diri. Dengan perkataan
lain, mengamati berarti memasukkan ide-ide dan konsep-konsep kedalam kesadaran
dengan menggunakan berbagai macam cara. Ini tidak berarti bahwa pengertian
dapat ditumbuhkan hanya dengan melatih pengamatan saja.
Menurut
Locke, pengamatan hanyalah kapasitas awal dari pada intelek manusia. Pengertian
memerlukan keterlibatan dari pada enam kekuatan manusia, yang
meliputi: Mengamati/pengamatan, Mengingat/ingatan, Imajinasi, Kombinasi aktivitet
psikis, Abstraksi/pikiran, dan Pemakaian tanda atau simbolisasi.
b)
Kekuatan kehendak yang disebut kemauan
Menurut
Locke, manusia sering mengimajinasikan sesuatu tindakan yang berhubungan dengan
suatu pilihan diantara berbagai alternative. Tindakan memilih ini oleh John
Locke disebut dengan istilah “volition”. Volition dapat terjadi apabila kita
menggerakkan kekuatan kehendak atau kemauan. Jadi kemauan adalah kekuatan untuk
memilih. Kemauan itu bukan keinginan.
Keinginan
adalah ide refleksif yang melibatkan sesuatu keadaan di masa mendatang,
sedangkan Kemauan adalah kekuatan untuk memilih sesuatu keadaan atau tindakan
di masa sekarang. Meskipun kemauan tidak sama dengan keinginan, namun keduanya
berhubungan erat. Kita mau itu berarti kita memilih diantara dua keinginan atau
lebih.
Kekuatan
kejiwaan manusia menurut Jean Jacques Rousseau (1712-1778) ada lima yang
terdiri dari lima kekuatan jiwa manusia yaitu, :
•
Penginderaan terjadi apabila
objek-objek eksternal berinteraksi dengan organ-organ indera.
•
Perasaan sangat erat hubungannya
dengan penginderaan
•
Keinginan sangat erat kaitannya dengan
perasaan senang atau tidak senang, cocok atau tidak cocok, setuju atau tidak
setuju.
•
Kemauan sangat erat hubungannya dengan
keinginan.
• Akal sebagai kekuatan penemu ide umum
maupun kebenaran sesuatu ide, memiliki dua kapasitas yaitu pertama, kapasitas
penalaran indera yang disebut “common sense”, penalaran indera
memberikan ide tertentu tentang benda tertentu di alam sekitar. Kedua, kapasitas
penalaran intelektual, bila dengan akal sehat menyimpulkan ide tentang suatu
benda, maka setiap benda yang sejenis dapat dimasukkan kedalam ide umum itu.
2)
Spirit
Spirit
sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia.Spirit adalah kekuatan
untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui
pemilihan berbagai alternatif gagasan.
3)
Nafsu
Nafsu
sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling
kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan
keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi
jasmaniah. Plato membedakan antara keinginan-keinginan yang tidak berguna dan
merugikan.
4.
Wujud Sifat Hakikat
Manusia
Pada
bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia menjadi delapan, yaitu :
1)
Kemampuan Menyadari
Diri
Menurut
kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan
adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya
(akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri.
Hal
ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain (ia,
mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) disekitarnya. Bahkan bukan hanya
membedakan lebih dari itu manusia dapat membuat jarak (distansi) dengan
lingkungannya. Sehingga mempunyai kesadaran diri bahwa manusia mempunyai
perbedaan dengan makhluk lainnya.
2)
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan
bereksistensi yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi
batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan saja dalam
kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Dengan demikian
manusia tidak terbelanggu oleh tempat atau ruang ini (di sini) dan waktu ini
(sekarang), tapi dapat menembus ke “sana” dan ke “masa depan” ataupun “masa
lampau”.
Kemampuan
bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar
belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi sesuatu keadaan dan
peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan
daya imajinasi kreatif sejak dari masa kanak-kanak.
3)
Kata Hati
(Consecience Of Man)
Kata
hati atau (Consecience Of Man) sering disebut hati nurani, pelita hati,
dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang
baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia.
Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan “petujuk bagi moral/perbuatan”. Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati yang tajam.
Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan “petujuk bagi moral/perbuatan”. Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati yang tajam.
4)
Moral
Moral
juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang singkron dengan
kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagai manusia merupakan
moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur). Sebaliknya perbuatan yang tidak
sinkron dengan kata hati yang tajam ataupun merupakan realisasi dari kata hati
yang tumpul disebut moral yang buruk atau moral yang rendah (asor) atau
lazim dikatakan tidak bermoral.
Seseorang
dikatakan bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang
tinggi, serta segenap perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang
tinggi. Moral (etika) menunjuk kepada
perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang berperikemanusiaan atau yang
jahat.
5)
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati, misalnya
penyesalan yang mendalam. Bertanggung jawab kepada masyarakat berarti
menanggung tuntutan norma-norma sosial. Bertanggung jawab kepada Tuhan berarti
menanggung tuntutan norma-norma agama misalnya perasaan berdosa dan terkutuk.
Tanggung
jawab yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia.
6)
Rasa Kebebasan
Merdeka
adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan kodrat
manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata hati
yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat manusia.
7)
Kewajiban dan Hak
Kewajiban
merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak adalah
merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban dalam realitas
hidup sehari-hari, umumnya diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan.
Sedangkan kewajiban dipandang sebagai suatu beban. Tetapi ternyata kewajiban
bukanlah menjadi beban melainkan suatu keniscayaan..
8)
Kemampuan Menghayati
Kebahagiaan
Kebahagiaan
adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Kebahagiaan tidak cukup
digambarkan hanya sebagai himpunan saja, tetapi merupakan integrasi dari
segenap kesenangan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman pahit dan
penderitaan. Kebahagiaan hanya dapat dicapai apabila manusia meningkatkan
kualitas hubungannya sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba terhubung dan
dengan memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
5.
Pengembangan Wujud
Sifat Hakikat Manusia
Manusia
lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud
potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan. Dari kondisi potensi
menjadi wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikan
untuk berperan dalam memberikan jasanya.seseorang yang dilahirkan dengan bakat
seni misalnya, memerlukan pendidikan untuk diproses menjadi seniman terkenal.
Meskipun
pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi pelaksanaannya mungkin saja terjadi
kesalahan-kesalahan yang biasa disebut salah didik.Hal tersebut dapat terjadi
karena pendidik adalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan.
Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu :
1)
Pengembangan utuh
Tingkat
keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu
kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan\ pelayanan atas perkembangannya.
Optimisme ini timbul berkat pengaruh perkembangan iptek yang sangat pesat yang
memberikan dampak kepada peningkatan perekayasaan pendidikan melalui teknologi
pendidikan.
Pengembangan
yang utuh dapat dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
a.
Dari wujud dimensi yaitu, aspek
jasmani dan rohani.
b.
Dari arah pengembangan yaitu, aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2)
Pengembangan yang
tidak utuh
Pengembangan
yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses
pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun dominan afektif didominasi oleh pengembangan dominan
kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang
pincang dan tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang
patologis.
B.
Macam-macam Gejala
Aktifitas Kejiwaan Manusia
Psikologi
mempersoalkan tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak
teramati. aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologi yang
mendasarinya, beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi
pendidikan adalah:
1.
Pengamatan
Manusia
dapat mengenal lingkungan yang nyata, baik dalam dirinya sendiri maupun diluar
dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya yang disebut “modalitas
pengamatan”. Macam-macam modalitas pengamatan yaitu:
a.
Penglihatan menggunakan mata
b.
Pendengaran menggunakan telinga
c.
Perabaan menggunakan permukaan kulit
d.
Pembauan (penciuman) menggunakan
hidung
e.
Pencecapan menggunakan lidah
2.
Tanggapan
Tanggapan
ialah bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Macam
pengamatan ialah tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan
ingatan, tanggapan masa sekarang yang disebut sebagai tanggapan imajinatif, dan
tanggapan masa mendatang yang dapat disebut sebagai tanggapan antisipatif.
3.
Fantasi
Fantasi
adalah aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan yang lama yang telah ada, dan tanggapan baru itu tidak harus sama
atau sesuai dengan benda yang ada. Kegunaan fantasai antara lain: melalui
fantasi orang dapat mengerti sesama manusia, dapat menghargai kultur orang
lain,melepaskan diri dari kesukaran dan permasalahan, membantu seseorang dalam
mencari keseimbangan batin, dll. Karena banyaknya kegunaan fantasi bagi
kehidupan manusia, maka pendidikan hendaknya berusaha mengembangkan fantasi
anak didik secara sehat.
4.
Ingatan
Mengingat
berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara
aktif. Fungsi ingatan meliputi tiga aktivitas, yaitu: mencamkan (mengingat
kesan-kesan), menyimpan kesan-kesan, dan mereproduksi kesan-kesan.
5.
Pikiran
Berpikir
ialah meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia yang
di kontrol oleh akal. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga
langkah berpikir, yaitu:pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan
pembentukan keputusan.
6.
Perhatian
Perhatia
ialah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan
dalam medan tingkah laku. Perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: perhatian
ialah kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek, dan pendayagunaan kesadaran untuk
menyertai suatu aktivitas.
7.
Perasaan
Perasaan
diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi,
dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau
nilai dalam diri. Jenis perasaan yaitu perasaan jasmaniah dan rohaniah. Suasana
jiwa anak didik sangat mempengaruhi kegairahan belajarnya. Agar belajar anak
berlangsung secara efektif pendidikan hendaknya menciptakan situasi sedemikian
rupa, sehingga menimbulkan perasaan yang menunjang aktivitas belajar pada anak
didik.
8.
Kemauan
Kemauan
adalah pengendali dari keinginan.kemauan dapat bekerja secara bebas ialah
kemauan yang sesuai dengan keinginan diri sendiri. Kemauan yang terikat adalah
kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh norma
sosial ataupun kondisi lingkungan.
Kuat atau lemahnya kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atau hasil belajarnya. Oleh karena kemauan dipengaruhi hasil belajar maka pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut.
Kuat atau lemahnya kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atau hasil belajarnya. Oleh karena kemauan dipengaruhi hasil belajar maka pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Menurut ahli psikologi menyatakan
bahwa hakekat manusia adalah rohani atau jiwa.Jasmani dan nafsu merupakan alat
atau bagian dari rohani.Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik
yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia
dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.
2. Psikologi mempersoalkan tingkah laku
manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. aktivitas-aktivitas
manusia itu dapat dicari hukum psikologi yang mendasarinya, beberapa aktivitas
kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan adalah:
a.
Pengamatan
b.
Tanggapan
c.
Fantasi
d.
Ingatan
e.
Pikiran
f.
Perhatian
g.
Perasaan
h.
Kemauan
B.
Saran
1. Sebagai calon guru kita seharusnya
memperhatikan anak didik dan memberikan bimbingan agar potensi–potensi
terpendam yang terdapat dalam diri peserta didik dapat ditumbuhkembangkan
menuju kepribadian yang mantap.
2. Demikian yang dapat saya paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tulisan saya
masih banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif, A. 2010. Manusia dan Pendidikan
Hakikat Manusia dan Pengembangannya. http://m-arif-am.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 03 Maret 2011.
2. Miranda, Dian. 2008. Hakekat Manusia
dan pengembangannya. http://dianmiranda.wordpress.com. Diakses pada tanggal 03
maret 2011.
3.
Oddi. 2009. Wujud Hakekat Manusia.
http://oddy32.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 03 Maret 2011.
4. Rojib. 2009. Hakekat Manusia dan
Pengembangan Dimensinya. http://blog.beswandjarum.com. Diakses pada tanggal 03
maret 2011.
5. Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994.
Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta dan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
6.
Soemanto,Wasty.2003.psikologi
pendidikan.Jakarta.PT Rineka Cipta.
izin copas ya.. makasih..
ReplyDelete