Komunikasi dengan Pemancaran Sinyal Analog

Teknik komunikasi pada awalnya dikembangkan menggunakan teknik pemancaran sinyal analog. Dalam pemancaran masing-masing jenis informasi digunakan teknologi dan cara-cara yang berbeda. Contohnya adalah pemancaran atau transmisi suara berbeda saluran dengan pemancaran data atau gambar. 

Penyaluran suara melalui jaringan telepon atau dalam bahasa Inggrisnya disebut PSTN (Public Service Telephone Network) khusus hanya diperuntukkan bagi suara itu sendiri. Demikian juga untuk menyalurkan data, hanya dapat dilewatkan pada jaringan yang sudah tersedia. Sinyal-sinyal televisi pun harus dipancarkan sesuai dengan jalur frekuensi yang digunakan untuk suatu jenis frekuensi.

Kebanyakan transmisi sinyal pada awal pengembangan dikenal sebagai transmisi analog. Untuk menggambarkan keadaan ini dapat diambil contoh dalam memahaminya yaitu adanya jaringan telepon yang hanya dapat digunakan untuk menyalurkan layanan suara. Hal ini berarti bahwa jaringan yang dibangun tersebut digunakan untuk menyambungkan pembicaraan telepon antara dua titik dari satu tempat ke tempat yang lain.

Sekalipun arsitektur jaringan dibuat sangat bagus untuk tranmisi suara, itupun tidak akan pernah dapat digunakan untuk transmisi layanan data atau faksimil bahkan video. Banyak hambatan yang akan ditemukan berkaitan dengan jaringan analog.

Pada intinya saluran untuk sambungan telepon dan komunikasi data mempersyaratkan perbedaan jalur atau rangkaian. Sistem telepon mempunyai saluran yang saling terikat pada sentral telepon, lebih-lebih bila untuk hubungan ke luar. 

Pada komunikasi data yang menggunakan komputer diperlukan sistem perangkat analog kecepatan tinggi atau rangkaian digital, sedangkan sistem sambungan video selalu digunakan rangkaian broadband atau sistem dengan kecepatan tinggi. 

Masing-masing sistem tersebut juga menghadapi masalah yang berbeda, yakni terkait dengan instalasi, daya dukung dan pemeliharaannya. Dalam banyak hal pengelola sambungan telepon menghadapi masalah kualitas suara, lebih-lebih bila jarak sambungan terlampau jauh.

Pemancaran sinyal analog dan penguatannya mempunyai keterbatasan karena derau (noise) biasanya ikut dikuatkan bersama-sama dengan penguatan sinyal itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa betapa banyaknya penguat yang dibutuhkan dan cara-cara mendapatkan sinyal yang terbebas dari derau, juga kendala terhadap kesulitan dalam pengujian sinyal dan pelayanannya.

Gambar 3.11. Sinyal digital dan analog 

Sinyal analog dipancarkan atau diterima kembali menjadi bentuk semula selalu menggunakan perangkat analog. Sinyal analog adalah suatu sinyal yang berubah-ubah secara kontinyu atau terus menerus terhadap waktu.

Dengan demikian pada komunikasi analog mempunyai input gelombang analog. Selanjutnya input tersebut diubah dengan cara ditumpangkan dan dibawa oleh sinyal lain yang disebut sinyal pembawa, frekuensinya disebut frekuensi pembawa (carrier).

Modulasi amplitudo (AM) menyebabkan perubahan amplitudo frekuensi pembawa oleh amplitudo sinyal analog.

Modulasi frekuensi (FM) adalah terjadinya perubahan frekuensi pembawa oleh karena perubahan amplitudo sinyal analog.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Komunikasi dengan Pemancaran Sinyal Analog"

Post a Comment