Mengenal sistem informasi saja tidak cukup. Bagi seorang
yang bergerak dalam pemrograman perlu mengetahui secara lebih mendalam tentang
bagaimana instalasi, booting dan menjalankan sistem operasi, dari pada pengguna
biasa.
4.3.1.
Instalasi
Instalasi adalah pemasangan perangkat lunak pada sistem
computer. Sedangkan Instalasi Sistem Operasi adalah pemasangan sistem operasi
pada sistem computer. Sistem operasi akan dipasang terlebih dahulu dibanding
perangkat lunak yang lain. Perangkat lunak yang lain baru bisa dijalankan
setelah sistem operasi terinstal dengan benar.
Seperti telah dijelaskan, masing-masing sistem operasi
memiliki ciri tersendiri. Demikian juga dengan proses instalasi sistem operasi.
Proses instalasi sangat bergantung pada jenis sistem operasinya. Berdasarkan
tampilan anta mukanya kita dapat membagi menjadi dua, yaitu yang berbasis GUI
dan berbasis CLI.
Proses instalasi berbasis GUI ada pada sistem operasi
Microsoft Windows (GUI penuh pada versi Vista), Apple Mac OS ver X dan yang di
atasnya, beberapa versi Linux seperti, Ubuntu dan turunannya (Xubuntu, Kubuntu,
Edubuntu, dan lain-lain), Mandriva dan turunannya (PC Linux OS), dan Fedora
versi terbaru. Sedangkan versi CLI ada pada Linux versi Slackware, Gentoo dan
lain-lain.
Proses instalasi juga dapat dibagi berdasarkan sumber
instalasinya, yaitu bersumber dari media baik itu CD, DVD atau hard-disc dan
yang bersumber dari network (jaringan). Proses instalasi dengan menggunakan
media CD atau DVD merupakan metode yang paling umum digunakan. Pada bagian ini
hanya akan dijelaskan tentang proses instalasi dengan sumber dari CD/DVD.
Gambar 4.16. Tahapan-tahapan instalasi.
Tahapan-tahapan instalasi ini mungkin
bervariasi antar sistem operasi. Namun secara umum tahapan dalam sistem operasi apapun
tidak akan berbeda jauh.
a. Cek kesiapan
perangkat keras. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua perangkat
perangkat keras dan periferalnya terpasang dengan benar. Selain itu juga untuk
melihat apakah spesifikasi perangkat keras komputer didukung oleh sistem
operasi tersebut.
b.
Setting BIOS. Pada
dasarnya tahapan ini adalah untuk mengkonfigurasi BIOS agar meletakkan media
instalasi dalam urutan paling atas dalam prioritas booting.
c.
Booting dari media
instalasi. Apabila setting BIOS berhasil dengan baik, maka komputer akan boot
dari media instalasi.
d.
Setting I/O utama.
Tahapan ini bertujuan untuk mengatur agar perangkat input / output utama
(mouse, keyboard dan video) dapat berjalan dengan baik ketika proses instalasi
dilakukan.
e. Persiapan
dan penentuan lokasi instalasi. Media yang paling umum digunakan sebagai target
instalasi adalah hard disk yang tertanam di komputer. Kita perlu mempersiapkan
hard disk tersebut agar siap ditulis. Persiapan ini meliputi partisi hard disk
(termasuk besarnya volume untuk masing-masing partisi) dan format partisi
sesuai dengan sistem file yang disyaratkan oleh sistem operasi. Untuk Microsoft
Windows, dapat menggunakan sistem file NTFS atau FAT32. Untuk linux dapat
digunakan sistem file ext2, ext3, ReiserFS, dan XFS. Untuk Apple Mac OS X
biasanya digunakan HFS+.
Penentuan paket Sistem Operasi yang akan diinstal. Tahap
ini kadang tidak diperlukan jika kita memilih instalasi secara default. Namun
bila kita ingin menginstal sistem operasi agar sesuai dengan keinginan kita
(custom installation) maka tahapan ini harus dilakukan.
CD atau DVD instalasi,
biasanya mempunyai paket-paket aplikasi yang dapat kita pilih ketika instalasi
sistem operasi berjalan atau ketika proses instalasi telah selesai. Proses copy ke hard disk. Setelah penentuan paket
aplikasi dilakukan, maka proses copy file instalasi ke hard disk dapat segera
dilakukan.
a. Setting peripheral
lain. Tahapan ini bertujuan untuk menginstal driver bagi peripheral (kartu VGA,
kartu suara, chipset motherboard dan lain-lain) pada suatu komputer agar dapat
bekerja dengan optimal.
b.
Penentuan user. User
adalah pengguna dari sistem operasi yang telah diinstal. Data dari user yang
biasanya ditanyakan adalah user name dan password. Secara umum ada dua level
pengguna, yaitu administrator dan user biasa. Administrator mempunyai hak pada
semua bagian dari sistem operasi sedangkan user biasa mempunyai hak yang
ditentukan oleh administrator.
4.3.2.
Booting
Booting adalah proses awal saat komputer dihidupkan.
Proses awal booting dapat dijelaskan dengan menggunakan skema pada Gambar 4.20.
Proses awal booting dimulai dari pembacaan dan eksekusi program yang tersimpan
di ROM komputer dan data setup yang tersimpan dalam CMOS.
Bagian ini disebut POST (Power On Self Test) apabila
berhasil, maka perangkat lunak sistem BIOS yang berisi program BIOS dari ROM
dan BIOS dari adapter (misalnya dari VGA) akan dimuat ke memori utama (RAM) dan
dilanjutkan dengan pembacaan program start-up yang tersimpan di dalam boot
sector hard disk. Dari sini barulah sistem operasi dimuat dari hard disk.
Pada sistem operasi seperti Microsoft Windows, kita tidak
dapat melihat apa yang terjadi ketika sistem operasi dimuat (mulai dijalankan).
Kita hanya disuguhi tampilan (biasanya logo) yang disebut sebagai boot-splash.
Tetapi pada keluarga Linux, kita dapat memilih apakah proses jalannya sistem
operasi ditampilkan atau tidak dengan mengkonfigurasi file boot-loader
(biasanya menggunakan LILO atau Grub).
4.3.3.
Perintah berbasis teks
Bagi banyak orang bekerja dengan perintah berbasis teks
(CLI) ketika berhadapan dengan sistem operasi mungkin sangat menyulitkan karena
harus menghapal perintah dan mengetikkan perintah tersebut serta tampilan yang
tidak menarik. Namun sesungguhnya bekerja dengan memiliki keuntungan
tersendiri, antara lain:
· eksekusi
perintah relative lebih cepat.
· hemat
dalam penggunaan sumberdaya (terutama CPU dan memori utama).
·
tidak bergantung pada
perangkat keras dengan spesifikasi tinggi (terutama pada VGA dan monitor).
Pada sistem operasi Microsoft Windows dan Apple Mac OS X,
mode CLI mungkin jarang digunakan, bahkan mungkin tidak pernah. Tetapi pada
keluarga Linux dan Unix, mode CLI ini tetap merupakan bagian penting, terutama
untuk administrasi sistem dan jaringan.
Pada bagian ini kita akan membahas beberapa perintah yang sering digunakan pada mode CLI di sistem operasi Linux. Untuk menjalankan mode CLI ini dapat digunakan console atau terminal emulator yang tersedia di Linux, seperti Konsole, xterm, aterm dan lain-lain.
Pada bagian ini kita akan membahas beberapa perintah yang sering digunakan pada mode CLI di sistem operasi Linux. Untuk menjalankan mode CLI ini dapat digunakan console atau terminal emulator yang tersedia di Linux, seperti Konsole, xterm, aterm dan lain-lain.
Ada dua kelompok utama dalam perintah-perintah mode CLI:
1. Perintah yang
berhubungan dengan administrasi sistem. Perintah-perintah yang termasuk dalam
kelompok ini biasanya hanya dapat dilaksanakan oleh pengguna yang mempunyai hak
sebagai administrator (root). Perintahperintah yang termasuk kelompok ini biasanya
tersimpan di direktori /sbin dan /usr/sbin.
2.
Perintah untuk
penggunaan biasa. Perintah ini dapat diakses oleh pengguna biasa.
Perintah-perintah yang termasuk kelompok ini biasanya tersimpan di direktori
/bin dan /usr/bin.
Berikut ini beberapa perintah-perintah penting dalam mode
CLI:
1. Untuk
menampilkan isi direktori dapat digunakan perintah ls diikuti dengan argument
lain.
2. Berpindah
direktori dapat dilakukan dengan perintah cd diikuti lokasi dimana kita mau
berpindah.
3.
Perintah find dapat
digunakan untuk mencari file tertentu di lokasi yang ditentukan.
4.
Untuk menampilkan isi
file dapat digunakan perintah more, less atau cat diikuti dengan nama filenya.
a.
Perintah cp bertujuan
untuk menyalin file atau directory.
b.
Untuk memindahkan
file dapat digunakan perintah mv.
c.
Perintah mv dapat
juga digunakan untuk mengganti nama file.
d.
Perintah untuk
menghapus file dan directory adalah rm.
e.
Perintah mkdir
merupakan perintah untuk membuat directory baru.
Pada sistem operasi windows, file dan direktori tidak
memiliki file proteksi yang cukup karena file dan direktori hanya mempunyai
attribute yang terbatas (Gambar 4.36).
Pada gambar 4.36, tampak bahwa attribute file/direktori
hanya memiliki attribute Read-only dan Hiden. Apabila kotak pilihan Read-only
dipilih, maka file hanya akan dapat dibaca saja dan sebaliknya. Apabila kotak
pilihan Hiden dipilih maka file/direktori akan disembunyikan sehingga tidak
tampak ketika dicari dengan Windows Explorer.
Pada Unix dan keluarganya, termasuk linux, masalah
attribute suatu file/direktori diatur dengan sangat ketat. Hal ini untuk
meningkatkan keamanan dan memberi keleluasaan pada user untuk mengelola file
dan direktori sesuai kebutuhannya.
Ada 4 bagian penting dalam suatu file / direktori, yaitu
attribute, user atau (owner) pemilik dari file tersebut, grup dimana user
sebagai anggota dan nama file/direktori. Pada bagian attribute, ada penanda apakah itu direktori
atau file biasa (ditandai dengan huruf d untuk direktori atau tanda – untuk
file biasa).
Selanjutnya ada sembilan kolom (karakter) yang menunjukkan hak
akses terhadap file/direktori tersebut. Tiga kolom pertama menunjukkan hak
akses owner, tiga kolom berikutnya hak akses grup dan tiga kolom terakhir
adalah hak akser untuk other (user lain diluar owner dan anggota grup). Huruf r
menunjukkan file/direktori bisa dibaca, w menunjukkan file/direktori bisa ditulis
dan x menunjukkan file/direktori bisa dieksekusi.
· Desktop dan xml
adalah direktori karena mempunyai tanda d, sedangkan exports adalah file biasa
karena bertanda -.
· Desktop dan xml
mempunyai attribute drwxr-xr-x yang berarti owner (yaitu one) mempunyai hak
untuk membaca, menulis dan mengeksekusi direktori ini. Sedangkan grup (yaitu
users) mempunyai hak untuk membaca dan mengeksekusi saja. Other (user lain)
juga mempunyai hak membaca dan mengeksekusi padadirektori ini.
· exports mempunyai
attribute -rw-r--r—yang berarti owner (yaitu one) mempunyai hak untuk membaca
dan menulis. Sedangkan grup dan other hanya mempunyai hak untuk membaca saja.
Untuk merubah attribute file/direktori dapat digunakan
perintah seperti pada table berikut ini:
Proses merupakan bagian yang sangat penting dalam Linux
sehingga perintah-perintah yang berhubungan dengan proses menjadi penting untuk
diketahui. Untuk melihat proses yang sedang berjalan dapat digunakan perintah
ps.
Perintah ps memiliki
beberapa opsi (opsi selengkapnya dapat dilihat dengan mengetikkan perintah man
ps pada terminal). Pada gambar tersebut ada dua proses yang sedang dijalankan
oleh user one (lihat bagian UID) yaitu bash dengan nomor proses (PID) 3605 dan
ps –f dengan PID 3676.
Untuk menghentikan proses kita dapat menggunakan perintah
kill diikuti nomor prosesnya (PID). Misalnya : kill 3605 untuk menghentikan
proses bash. Kadang-kadang kita ingin mengetahui seberapa banyak sisa
disk kita yang masih ada. Masih banyak sekali perintah yang digunakan dalam CLI di
Linux. Jika kalian ingin mengetahui arti suatu perintah coba ketikkan perintah
man diikuti nama perintah.
4.3.4.
Bekerja dengan GUI
Secara umum bekerja dengan GUI pada sistem operasi sangat
memudahkan pengguna karena pengguna hanya membutuhkan kerja mouse untuk
melakukan sejumlah perintah. Mouse memiliki beberapa penggunaan, antara lain :
· klik
satu kali digunakan untuk menunjuk satu file sebelum dilakukan operasi lain.
· Klik
ganda (double-click) untuk mengeksekusi suatu perintah, misalnya membuka folder
dan menjalankan file yang bisa dieksekusi.
· Klik
kanan untuk membuka konteks menu.
· Drag
and drop untuk memindahkan file dari satu tempat ke tempat lain.
Belum ada tanggapan untuk "MENYIAPKAN DAN MENJALANKAN SISTEM OPERASI: Instalasi, Booting, Perintah Berbasis Teks, dan Bekerja dengan GUI"
Post a Comment