Majas Pertautan: Jenis-Jenis Majas Pertautan (Majas Metonimia, Majas Sinekdoke, Majas Eufimisme, dan Majas Alu sio) dan Contohnya

Majas Pertautan

1) Majas Metonimia

Metonimia adalah majas yang mempergunakan nama suatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau suatu hal sebagai penggantinya.

Contoh:
·      Siswa kelas X sedang menonton pementasan Shakespeare di gedung teater. (Shakespeare digunakan untuk mengganti salah satu karya drama Shakespeare yang dipentaskan.)
·    Saya lebih suka Dewa karena lirik lagunya penuh makna. (Hal yang dimaksud dengan Dewa dalam kalimat tersebut adalah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh kelompok band Dewa.)
·   Peristiwa terbakarnya Garuda menambah panjang catatan peristiwa kecelakaan pesawat udara di tanah air. (Hal yang dimaksud garuda dalam kalimat tersebut bukan burung, melainkan nama pesawat terbang.)

2) Majas Sinekdoke

Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Sinekdoke digunakan untuk mengungkapkan kejadian langsung dari sumbernya sehingga menimbulkan gambaran yang lebih konkret.

Ada dua macam sinekdoke, yakni pars pro toto dan totem pro parte.

a) Pars pro toto adalah sinekdoke yang menyatakan bagian untuk keseluruhan. Maksudnya, untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam hubungan tertentu. Misalnya, hanya menyebutkan suara, mata, hidung, atau bagian tubuh yang lain untuk menggambarkan orang.
Contoh:
·       Sudah lama dia tidak kelihatan batang hidungnya.
·       Setiap tahun, semakin banyak mulut yang harus diberi makan.
b) Totem pro parte adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan atau melihat sesuatu secara generalisasi untuk menonjolkan sebagian.
Contoh:
·       SMA Nusantara menjadi juara umum dalam lomba catur nasional.
·       Bandung meraih prestasi gemilang di bidang kesenian.

3) Majas Eufimisme

Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan. Eufimisme berkaitan dengan bentuk konotasi positif dari sebuah kata.

Contoh:
tunakarya bentuk halus dari pengangguran
tunasusila bentuk halus dari pelacur
prasejahtera bentuk halus dari sengsara
tunarungu bentuk halus dari cacat tuli

4) Majas Alu sio

Alusi atau alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan pembaca untuk menangkap pengacuan tersebut.

Contoh:
·       Tugu ini mengingatkan kita pada peristiwa Bandung Lautan Api.
·     Saat mendengar Moh. Toha, saya teringat kembali peristiwa peledakan gudang senjata di Bandung Selatan.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Majas Pertautan: Jenis-Jenis Majas Pertautan (Majas Metonimia, Majas Sinekdoke, Majas Eufimisme, dan Majas Alu sio) dan Contohnya"

Post a Comment