Tujuan
Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat:
1.
Mengetahui fungsi dan
peran media transmisi dalam sistem telekomunikasi.
2.
Memahami media
transmisi yang digunakan dalam sistem telekomunikasi.
3.
Memahami media
transmisi guided beserta sifat-sifatya.
4.
Memahami media
transmisi unguided beserta sifat-sifatya.
5.1. Pendahuluan
Ada dua hal yang harus dipenuhi supaya mendapatkan akses
komunikasi. Hal yang pertama adalah adanya kesamaan dalam pemahaman antara
pemancar dan penerima. Bagian pemancar dan penerima harus mempunyai bahasa yang
sama, hal ini tidak memperdulikan apakah hal tersebut dalam bentuk text, voice,
gambar maupun kode-kode tertentu. Apabila antara pemancar dan penerima tidak
menggunakan bahasa yang sama maka keduanya tidak akan dapat menyampaikan pesan
yang akan kirimkannya.
Dengan adanya masalah tersebut maka antara kedua titik
tersebut tidak akan terjadi komunikasi. Dalam beberapa kasus yang terdapat pada
sistem komunikasi, beberapa penerima sudah dilengkapi dengan penterjemah bahasa
atau kode yang disampaikan oleh pemancar. Penterjemah tersebut dapat berupa perangkat
lunak maupun perangkat keras.
Dengan adanya penterjemah tersebut maka antara pemancar
dan penerima dapat melakukan komunikasi. Dengan uraian tersebut diatas maka
dapat dikatakan bahwa arti pemahaman yang sama antara pemancar dan penerima
adalah bukan pada kode atau data yang berbeda, tetapi lebih diutamakan pada
adanya kesesuaian maksudnya (understandability).
Hal yang kedua adalah kemampuan untuk mengetahui adanya
kesalahan serta cara memecahkan kesalahan tersebut pada saat terjadi pengiriman
data. Kesalahan seperti ini biasanya disebabkan oleh derau yang timbul saat
terjadi pengiriman pada sebuah media transmisi. Jika komunikasi antara kedua
sistem tersebut mengalami kesalahan, dan penerima tidak memperbaikinya maka
yang akan timbul adalah kesalahan atau kerusakan informasi.
Dengan adanya kerusakan informasi maka yang terjadi
adalah adanya data sampah yang tidak berguna atau bahkan dapat merusak suatu
sistem yang lain. Penerima yang baik akan dapat mendeteksi adanya kesalahan
yang terjadi dan kemudian memperbaikinya menjadi data yang benar.
Cara memperbaiki kesalahan atau kerusakan data adalah
dengan cara memperbaiki data tersebut dengan filter atau meminta data kembali
dari pengirim sebagai mengganti data yang telah rusak. Kesalahan dalam
pengiriman biasanya banyak terjadi pada sistem komunikasi analog. Pada
komunikasi yang menggunakan data digital biasanya kesalahan atau kerusakan yang
timbul sangat kecil.
Kesalahan atau kerusakan informasi yang telah diuraikan
diatas merupakan kerusakan dalam sistem komunikasi yang dapat dihilangkan
ataupun dibuat sekecil-kecilnya. Dengan ketidak adanya kerusakan informasi,
maka komunikasi akan dapat terjadi dengan baik.
Untuk dapat melakukan
komunikasi dengan kesalahan atau kerusakan yang kecil atau bahkan nol, maka
sistem komunikasi sangat perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya terutama pada
pemilihan media transmisi yang sesuai dengan data yang dikirim.
Ada lima bagian penting pada media transmisi yang perlu
diketahui yaitu: circuit, channel, line, trunk, dan virtual circuit, dimana
kelima hal tersebut dapat dijelaskan dibawah. Berikut ini akan menguraikan
bagian-bagian jalur transmisi secara detil.
5.2. Circuit
Circuit merupakan suatu jalur yang secara fisik
menghubungkan antara dua titik sistem komunikasi atau lebih. Dalam
menghubungkan titik-titik komunikasi tersebut dapat dilakukan secara elektrik
melalui media kawat tembaga maupun secara optik dengan menggunakan cahaya.
Titik tersebut berupa port yang menghubungkan sebuah komputer, switch,
multiplexer, ataupun perangkat lainnya. Pada sebuah circuit tersebut akan
terjadi pertukaran data maupun informasi antara titik sesuai dengan fungsi dan
tujuan masing-masing.
Misalnya pada sebuah rangkaian telephone sederhana, dimana
rangkaian tersebut akan menghubungkan antara telephone satu dengan yang lain.
Rangkaian telephone ini digunakan untuk mempertukarkan voice atau suara maupun
data informasi lain. Pada sistem komunikasi ada dua jenis circuit yang biasa
digunakan yaitu: komunikasi dengan penghantar dua kawat dan empat kawat
5.2.1. Pengantar Dua Kawat
Pengantar dua kawat merupakan merupakan komunikasi dua
kawat yang terisolasi sehingga tidak akan terjadi hubung singkat antara
keduanya. Satu kawat digunakan untuk transmisi informasi, dan kawat yang lain
sebagai ground sesuai rangkaian kelistrikan. Pengantar dua kawat secara umum
digunakan pada komunikasi analog lokal, dimana hubungan pelanggan pada suatu
titik langganan itu dapat diakses ke dalam jaringan.
Gambar 5.1 dibawah menunjukan sebuah contoh dari suatu
pengantar dua kawat.
5.2.2. Rangkaian penghantar empat kawat
Penghantar pada rangkaian empat kawat mempunyai dua
pasang kawat yang terisolasi. Dua set dari jalur transmisi merupakan jalur yang
searah, sedangkan satu jalur pada masing-masing arah dan satu jalur untuk
melengkapi rangkaian listrik. Rangkaian empat kawat digunakan pada komunikasi
yang jarak antara titik-titik terakhir memerlukan isyarat yang diperkuat pada
waktu tertentu.
Sebagai contoh, empat rangkaian kawat disambung pada
berbagai saklar untuk membangun jaringan PSTN. Rangkaian empat kawat juga
digunakan dijalur sewa, di mana pelanggan bisa menghubungkan lokasi yang
dimilikinya dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu semua rangkaian komunikasi
digital menggunakan rangkaian empat kawat.
A B Gambar 5.1. Rangkaian Dua Kawat
A B T R T R Gambar 5.2. Rangkaian empat kawat
Pada sistem komunikasi rangkaian empat kawat terdapat dua
jenis yaitu: rangkaian empat kawat yang secara fisik terpisah sehingga terlihat
kawat sebanyak empat buah dan rangkaian empat kawat yang secara fisik hanya
terlihat dua kawat.
Dalam rangkaian komunikasi empat kawat terpisah karena
dalam kawat tersebut terdapat pemisahan jalur frekuensi. Jalur frekuensi tersebut adalah separuh bidang
frekuensi membawa untuk memancarkan informasi, dan selanjutnya yang separuhnya
akan membawa untuk menerima informasi.
5.2.3. Pemilihan dua kawat atau empat kawat
Karena jarak komunikasi biasanya sangat jauh, maka dalam
jaringan komunikasi dirancang untuk membawa data isyarat yang jauh pula,
sehingga jaringan ini memerlukan piranti yang dapat memperbaharui signal yang
telah mengalami pelemahan.
Pelemahan ini biasanya pada isyarat-isyarat tertentu
saat sinyal dalam perjalanan. Piranti ini disebut penguat ulang atau repeater.
Penguat akan menaikkan tegangan isyarat yang mengalami pelemahan sesuai daya
yang asli.
Adanya penguat tersebut maka sinyal isyarat akan dapat melanjutkan
perjalanan ke jaringan yang dituju. PSTN merupakan komunikasi tradisional yang
umumnya menggunakan kawat tembaga. Pada kawat tembaga, data isyarat akan
mengalami pelemahan yang dikarenakan oleh tahanan jenis pada logam tembaga.
Adanya tahanan jenis tersebut maka dalam sistem
komunikasi yang menggunakan kawat tembaga ada suatu batasan jarak tertentu
antara penguat satu dengan penguat berikutnya. Batasan jarak antara penguat-penguat
tersebut pada umumnya sekitar 6.000 kaki. Adanya batasan tersebut maka dalam
membangun jaringan komunikasi dengan media kawat tembaga perlu mempertimbangkan
jarak tersebut.
Gambar 5.3. Penggunaan rangkaian dua kawat dan empat
kawat
5.3. Channel
Channel atau saluran merupakan suatu yang menggambarkan
sebuah jalur percakapan yang logis, dimana bidang frekuensi, ruang waktu, atau
panjang gelombang dialokasikan pada percakapan tunggal. Dalam sebuah sistem
telekomunikasi, saluran merupakan suatu jalan yang digunakan pada saat terjadi
komunikasi.
Dalam telekomunikasi memungkinkan adanya saluran ganda, dimana
saluran ganda ini akan meningkatkan dukungan terhadap suatu rangkaian itu
sendiri. Dalam telekomunikasi orang cenderung mengacu pada saluran (channel)
dibandingkan dengan menyebut banyaknya rangkaian. Hal ini dapat disebabkan
karena dalam satu rangkaian baik yang menggunakan 2 kawat maupun empat kawat
bisa terdapat lebih dari satu channel.
5.4. Line dan Trunk
Line dan trunk pada dasarnya merupakan hal yang sama,
tetapi keduanya digunakan pada situasi yang berbeda. Line merupakan sambungan
yang diatur untuk mendukung suatu pemanggilan normal, mengisi, memuat yang
dihasilkan seseorang. Trunk merupakan rangkaian yang diatur untuk mendukung
beban-beban pemanggil yang dihasilkan oleh sekelompok pemakai.
Trunk berupa
fasilitas transmisi yang bersama-sama dalam menswitch sistem. Switching system
adalah suatu alat yang menyambungkan dua jalur transmisi. Ada dua kategori umum
tentang switching system yang digunakan dalam sistem telekomunikasi:
• CPE switches (Customer
Premises Equipment) merupakan bentuk switch yang umum digunakan dalam
peralatan dan bangunan pelanggan. Biasanya CPE ini menggunakan private branch
exchange (PBX), dimana piranti ini sering disebut suatu private automatic
branch exchange (PABX). PBX digunakan untuk menentukan koneksi antara dua
titik. Piranti tersebut digunakan untuk membuat koneksi-koneksi antara
telepon-telepon yang bersifat internal dalam suatu organisasi. Selain itu
digunakan juga untuk membuat koneksi antara jaringan internal dan dunia luar
(PSTN).
• Network
switches secara hirarki terdiri dari saklar-saklar jaringan yang dapat
meningkatkan penyambungan pada waktu tertentu, dan saklar tersebut disesuaikan
dengan apa yang akan dilakukan oleh saklar tersebut, dimana semua tergantung
pada kedua titik persambungan saklar tersebut.
Gambar 5.4. Lines, trunk, dan switch
Pada lingkungan pelanggan PSTN, titik pertama dapat
diakses secara lokal yang juga dikenal sebagai Class 5 atau hal ini merupakan
sebagai kantor atau kantor pusat. Pada komunikasi tradisional
(electromechanical) pensaklaran lokal yang mampu ditangani adalah satu atau
lebih pensaklaran, dengan tiap-tiap pensaklaran mampu menangani sampai dengan 10,000 bentuk langganan, yang dinomori
mulai dari 0000 sampai 9999.
Saklar elektronik, tersedia sejak tahun 1980, mampu
menangani sampai dengan 50,000 langganan. Satu-satunya jenis
panggilan pada pensaklaran lokal yang dapat menangani dirinya sendiri, tanpa
menyentuh saklar yang lain dalam jaringan pada penomoran pensaklaran lokal yang
sama tersebut.
PSTN melakukan switching lokal sehingga dapat berhubungan
membentuk suatu hirarki. Suatu pensaklaran lokal dapat memanggil titik lain
yang berada pada jarak 16 km. Dimana penggilan tersebut dengan suatu nada yang
mengkodekan nomer telepon dari suatu pensaklaran lokal yang berbeda. Koneksi
antara dua pensaklaran yang berbeda tersebut tercapai melalui kedua bagian
saklar yang disebut hirarki tandem switch atau disebut juga dengan sambungan
simpangan.
Tandem switch digunakan untuk melakukan sambungan
pertukaran lokal pada daerah metropolitan. Pada saat akan membuat sambungan
telepon interlokal, pusat pensaklaran lain akan melakukan permintaan ke dalam
pusat yang juga disebut kantor Class 4, transit switch, atau trunk exchange.
Pusat panggilan akan bertanggung jawab untuk membuat dan melengkapi komunikasi
interlokal tersebut.
Hirarki yang tertinggi adalah gerbang internasional,
dimana pensaklaran dirancang untuk membuat sambungan panggilan antara
negara-negara yang berbeda. Trunk disediakan untuk melakukan sambungan antara
saklar-saklar di dalam PSTN, antara pelanggan yang memiliki PBX, atau antara
PBX dan PSTN.
5.5. Virtual Circuit
Sekarang ini
peningkatan pelanggan komunikasi yang sangat besar maka diperlukan paket switcing, dimana banyak jaringan yang menggunakan virtual circuit. Hal ini
berbeda dengan rangkaian yang secara fisik dapat dilihat dengan awal dan
diakhiri oleh sebuah titik sambungan, virtual circuit adalah satu rangkaian
koneksi logika antara piranti pengirim dan penerima. Virtual circuit merupakan
sebuah koneksi antara dua piranti yang secara langsung, tetapi sesungguhnya
terdiri atas bermacam-macam rute yang berbeda.
Rute-rute tersebut akan berubah setiap waktu, dan rute
selanjutnya tidak belum tentu rute yang baik. Koneksi ini digambarkan
masukan-masukan tabel dalam piranti paket pensaklaran. Suatu koneksi dibentuk
setelah dua piranti tersebut melakukan persetujuan pada parameter penting pada
pemeliharaan koneksi komunikasi serta bagaimana cara menyediakan kinerja yang
tepat untuk aplikasi yang mendukung mereka.
Virtual circuit merupakan istilah yang sebagian besar
digunakan untuk menguraikan koneksi antara dua host dalam sebuah jaringan paket
switching, dimana host keduanya dapat berkomunikasi seolah-olah mereka sebuah
koneksi yang mempunyai tujuan, meskipun paket tersebut bisa mengambil rute yang
sangat berbeda untuk sampai di tujuan mereka.
5.6. Media Transmisi
Media transmisi adalah suatu jalan yang secara fisik
bersambungnya komputer, alat-alat komunikasi, ataupun orang-orang disebuah jalan raya dan jalan-lintas super
informasi. Masing-masing media transmisi memerlukan perangkat keras jaringan
yang khusus dan harus kompatibel dengan media tersebut. Pada media transmisi,
getaran sinyal pembawa itu harus disampaikan dari pemancar kepada penerima.
Proses penyampaian ini harus dilakukan melalui jalan raya
atau media transmisinya. Hal ini bisa juga dianalogikan pada sebuah mobil truk
yang tak akan dapat berjalan tanpa adanya jalan raya atau sebuah kapal yang tak
akan dapat berjalan tanpa ada lautnya. Dalam hal penyampaian getaran maka jalan
rayanya disebut media transmisi dan getaran pembawa termodulasi merambat
(propagate) dalam media transmisi.
Di dalam media ini rambatan pembawanya disebut sebagai
gelombang pembawa. Media transmisi untuk menyampaikan sinyal gelombang
elektromagnetik dibedakan menjadi dua yaitu Guided dan Unguided. Pada media
guided, gelombang elektromagnetik dipandu dari transmitter menuju receiver dan
media transmisinya secara fisik dapat dilihat secara langsung.
Media guided misalnya: kabel tembaga twisted pair,
kabelcoaxial, serat optik dan lain-lain. Contoh media diatas merupakan media
transmisi yang dapat dipegang maupun dilihat secara langsung. Lain halnya
dengan media unguided yang tidak memerlukan kabel sebagai penghantarnya. Media
unguided berupa gelombang radio yang tidak bisa dilihat oleh mata.
Karakteristik suatu transmisi data ditentukan oleh dua
hal yaitu karakteristik media tranmisi dan karakteristik sinyal komunikasi.
Untuk media transmisi unguided, karakteristik transmisi lebih ditentukan oleh
kwalitas sinyal yang dihasilkan oleh antena transmisi dibandingkan oleh
medianya sendiri. Faktor-faktor dalam sistem telekomunikasi yang berkaitan
dengan media transmisi dan sinyal dan sangat menentukan data rate dan jarak
antara lain:
• Bandwith, selama
faktor lain mempunyai nilai konstan, maka semakin besar bandwith sebuah sinyal
komunikasi, akan semakin besar rate data yang diperolehnya.
• Gangguan transmisi,
Gangguan seperti attenuasi akan membatasi jarak. Pada media transmisi guided,
biasanya kabel twisted pair lebih sering mengalami gangguan apabila
dibandingkan dengan kabel coaxial dan kabel coaxial akan lebih sering mengalami
gangguan dibandingkan dengan fiber optik.
• Interferensi, sinyal
Interferensi merupakan terjadinya sinyal yang tumpang tindih dalam sebuah band
komunikasi sehingga hal tersebut dapat menghapuskan sinyal-sinyal informasi.
Interferensi biasanya terjadi pada media unguided, walaupun terjadi juga pada
media guided seperti pada kabel yang berdekatan sehingga medan magnetik akan
saling mempengaruhi.
• Jumlah receiver,
media guided biasanya digunakan untuk membangun suatu hubungan antara titik,
dimana pada kasus tertentu titik tersebut akan memunculkan atenuasi dan
distorsi.
5.7. Media Transmisi Guided
Media transmisi guided yang sering digunakan untuk
transmisi data adalah twisted pair, kabel coaxial dan serat optik. Dibawah ini
akan dijelaskan lebih detail mengenai media transmisi tersebut.
5.7.1. Kabel Tembaga
Kabel tembaga merupakan sebuah kabel yang berpasangan dan
yang banyak sekali yang menggunakannya khususnya pada kabel berpasangan untuk
menghantar informasi dari pelanggan ke sentral.
Pada umumnya frekuensi yang melewatinya adalah berupa frekuensi pembicaraan. Karena sinyal yang dibawanya adalah berupa arus bolak-balik dan arus searah sehingga karakteristik yang paling dominan sehingga perlu diperhatikan adalah redaman kabel dan perubahan phasa terhadap frekuensi .
Pada umumnya frekuensi yang melewatinya adalah berupa frekuensi pembicaraan. Karena sinyal yang dibawanya adalah berupa arus bolak-balik dan arus searah sehingga karakteristik yang paling dominan sehingga perlu diperhatikan adalah redaman kabel dan perubahan phasa terhadap frekuensi .
Dalam bagian ini hanya dibahas penggunaan kabel tembaga
untuk menyalurkan gelombang pembawa dengan frekuensi tinggi. Seringkali terjadi
adanya keterbatasan sambungan kabel lokal dari sentral ke suatu tempat sudah
habis, sedangkan pelanggan masih banyak yang meminta.
Untuk melayani kebutuhan pelanggan maka penyedia jasa
layanan telephone menggunakan sistem konsentrator kabel. dua pasang kabel
tembaga di sediakan untuk menyalurkan beberapa kanal suara. Pada kedua ujung
kawat tersebut ada sebuah multiplexer yang berfungsi menggabungkan beberapa sinyal
suara tersebut, yang kemudian dikirimkan lewat kabel sesudah di perkuat oleh
amplifier.
Gambar 5.6. Kabel tembaga sebagai penghubung
Frekuensi pembawa pada kabel tembaga biasanya l200 KHz
yang dimodulasi oleh output multiplexer. Hal tersebut sangat jelas bahwa dengan
frekuensi tinggi tersebut maka gelombang pembawa akan mengalami redaman kabel
yang cukup besar. Untuk jarak yang cukup jauh diperlukan penguat ulang atau
repeater yang dipasang ditengahperjalanan. Biasanya kapasitas sistem ini
maksimal hanya 12 bandwith sinyal suara analog.
Kabel tembaga juga sering digunakan untuk menghubungkan
dua buah sentral menggunakan konsentrator. Biasanya kabel yang digunakan
berdiameter lebih besar dari kabel untuk jaringan lokal. Untuk hubungan antara
sentral, maka dapat juga digunakan penggabungan secara digital (PCM dengan
datarate 2 Mbps) dengan kapasitas 30 kanal suara digital ( 64 KBPS ).
Dengan kecepatan aliran bit sebesar 2 Mbps maka
dibutuhkan repeater tiap 3 sampai dengan 4 km. Catu daya untuk repeater
disalurkan melalui kabel yang sama dari terminal yang didekatnya. Dengan
menggunakan konsentrator ini, maka kebutuhan kabel menjadi sangat berkurang,
disamping itu pemeliharaan juga menjadi lebih sederhana.
5.7.2. Twisted Pair
Twisted pair merupakan media transmisi yang paling banyak
digunakan dan murah harganya. Sebuah kabel twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat dan tersusun
dalam suatu pola lilitan yang beraturan. Sepasang kawat yang dililitkan dapat
digunakan sebagai jalur komunikasi tunggal. Biasanya beberapa pasang kawat
(empat pasang) dibundel menjadi satu kabel dengan cara dibungkus dengan
bungkusan yang keras terbuat dari karet.
Pada jarak yang sangat jauh, lilitan yang ada pada kawat
tembaga tersebut meningkatkan interferensi silang diantara kawat yang saling
berdekatan. Besar frekuensi spektrum pada sambungan telephone yang menggunakan
kabel twisted pair maksimum besarnya sekitar 1MHz. Standar terbaru untuk
broadband DSL yang juga menggunakan kabel twisted pair yang bisa sampai sebesar
2,2 MHz.
Kehilangan pada saat translasi data menjadi bps diukur
berdasarkan data yang dikirimkan, atau kapasitas saluran pada kabel twisted
pair dapat menyediakan kecepatan 2 Mbps sampai 3 Mbps pada spektrum frekuensi 1
MHz. Tetapi hal ini berbanding terbalik antara jarak dan data rate tersebut
direalisasikan.
Pada jarak yang sangat jauh, akan membawa pengaruh yang besar
terhadap kesalahan dan kerusakan sinyal informasi. Pada kecepatan data tinggi
ada dua teknik yang biasa digunakan: jarak loop dapat diperpendek dan
menggunakan modulasi sinyal yang baik.
5.7.3. Kabel Coaxial
Kabel coaxial adalah sebuah kabel yang terdiri dari satu
kawat dengan inti terletak ditengah yang dibungkus secara berlapis oleh
plastik, kawat screen, plastik, aluminium foil dan terakhir adalah lapisan
plastik lagi (polyuthylene). Kabel antena TV adalah kabel coaxial.
Digunakan kabel ini karena redamannya jauh lebih kecil dari pada kabel tembaga
biasa. Kabel ini dipergunakan untuk gelombang yang membawa sejumlah kanal
multiplexing besar.
Kabel bawah laut juga menggunakan kabel coaxial untuk
menyalurkan sampai 4000 kanal, dengan tiap kanalnya sebesar 3 KHz dengan lebar
pita frekuensi adalah sebesar 30 MHz. Untuk perentangan didasar laut, maka
kabel tersebut akan mengalami perenggangan yang cukup besar. Karena itu perlu
diberikan tambahan daya regang dengan menggunakan satu atau dua lapisan kawat
baja yang kuat sebagai pelindung.
Rangkaian penguat ulang (repeater) sangat diperlukan
untuk kabel laut karena redaman yang cukup besar dan jarak yang panjang.
Kesulitan pada kabel laut adalah penempatan repeater dan jarak antara repeater
(10 km) hal ini dikarenakan :
• Membutuhkan catuan
yang besar (dalam orde KV). Kesulitan lain adalah pemeliharaan jika terjadi
gangguan, misal tertabrak kapal, binatang atau tekanan air laut.
• Harus dibuat kuat
sekali.
• Untuk efisiensi maka
dalam satu kabel 1dipasang lebih dari satu coax, bisa saja sampai 10. Atau
dapat lebih lebih banyak lagi. Contoh: kabel transatlantik tahun 1976,
kapasitas 400 @ 3 KHz bw, maks frek 28 MHz, 1 kabel dengan diameter 2.4 cm,
repeater terbuat dari transistor berjarak 6 km. Panjang kabel = 6400 km.
5.7.4. Serat Optik
Kabel optik adalah kabel yang intinya terbuat dari kaca
dan mampu melalukan cahaya. Tebal kabel kaca antara 8.3 sampai 10 µm untuk
jenis monomode dan 50 sampai 100 µm untuk jenis multi mode. Sedangkan
pembungkusnya 125 µm. Bahan serat optik adalah bahan gelas dengan kemurnian
sangat tinggi.
Sedikit saja ada unsur asing, yang kecil sekalipun, akan
menimbulkan hamburan yang mengakibatkan redaman. Dua jenis bahan gelas yang
umum dipakai adalah gelas silika dan boros silika. Sekarang bahan plastik sudah
pula dipakai untuk inti serat optik.
Beberapa serat Kabel optik dalam satu gulungan besar (isi
minimal 6 serat). Serat optik mempunyai sifat sangat rapuh (mudah patah) oleh
sebab itu harus diberi pelindung kabel untuk memperkuatnya. Pada tiap-tiap
gulungan kabel dapat membawa fiber optik sampai 1 km panjangnya.
Kabel serat optik pada prinsipnya berupa kabel yang
digunakan untuk memandu atau melewatkan gelombang cahaya dalam bentuk bentuk
yang jelas atau yang disebut mode. Mode menggambarkan suatu disteribusi dari
energi cahaya yang melewati sepanjang serat tersebut. Ketepatan dari bentuk
cahaya tersebut tergantung pada panjang gelombang cahaya yang ditransmisikan
dan pada indeks bias yang dibentuk pada saat kondisi cahaya dikirimkan melalui
serat tersebut.
Susunan serat optik Gambar 5.10. Serat Optik
Gambar 5.11. Serat optik multimode dan singlemode
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa ada perbedaan
antara serat optik multimode dengan singlemode. Pada singlemode mempunyai
diameter inti yang sangat kecil sehingga hanya mampu membawa satu mode dimana
pengiriman cahaya berupa garis lurus yang melalui inti. Pada serat optik
multimode mempunyai diameter inti yang lebih besar sehingga cahaya yang
dikirimkan akan membentuk sudut cahaya yang berbeda dan membentur dinding serat
atau disebut dengan multimode.
Untuk lebih jelasnya mengenai perambatan cahaya
pada serat optik dapat dilihat pada gambar di bawah. Cahaya ditimbulkan pada ujung pengirim dan diterima pada
ujung terima. Sinyal ditumpangkan pada cahaya dengan sistem modulasi
intensitas. Jika tegangan sinyal tinggi maka cahaya akan lebih terang.
Cahaya tersebar selama perjalanannya, semakin tebal serat
kaca semakin tersebar cahaya dalam perjalanannya (dispersi). Disamping itu
kecepatan rambat cahaya juga semakin lambat jika kaca semakin tebal. Jika index
bias kaca adalah rata-rata 1,5 m/s maka kecepatan rambat lurusnya adalah 100.
Untuk berkas yang merambat dengan sudut pantul 75o maka
kecepatan rambatnya berkurang lagi menjadi 2.108 cos 75° m/s . Panjang
gelombang cahaya yang digunakan berada pada daerah infra red dengan panjang
gelombang 0.8 nm, 1.3 nm atau 1550 nm. Fiber optik dapat membawah informasi
suara sampai 40.000 VBW atau sinyal-sinyal
digital video dalam jumlah yang cukup besar.
Gambar 5.13. Redaman kabel optik pada berbagai panjang
gelombang.
Gambar 5.14. Koneksi menggunakan serat optik
Output pemancar adalah 0 dBm dan minimal power dipenerima
-37 dBm. Sebelum masuk pada detektor cahaya diperkuat dulu dengan amplifier
optik sebesar 30dB. maka yang boleh hilang ditengah jalan adalah 30 + 37 dB
sehingga menjadi 67dB. Kehilangan power terjadi beberapa hal yang dikarenakan
adanya beberapa permasalahan seperti dapat dilihat pada tabel di bawah.
Keuntungan peggunaan serat optik yang lain adalah dalam
penggunaan serat optik akan terbebas dari sinyal interferensi gelombang radio.
Karena gelombang radio tidak bergerak pada frekuensi optik.
5.8. Media Transmisi Unguided
Pada bagian berikut akan membicarakan masalah bandwidth
yang digunakan pada media transmisi unguided, dimana bandwidth tersebut
biasanya dibicarakan dalam bentuk spekrum elektromagnetik.
5.8.1. Gelombang Elektromagnet
Gelombang elektromagnetik sekarang ini telah menjadi
bagian penting dalam teknologi modern terutama pada komunikasi nirkabel.
Gelombang eletromagnetik yang merambat pada ruang bebas disebut dengan
gelombang radio/sinyal radio. Gelombang elektromagnetik di ruang bebas banyak
mengalami lingkungan yang tidak ideal. Gelombang radio merupakan gelombang yang
digunakan untuk mengoperasikan pancaran radio.
Bentuk-bentuk gelombang elekromagnet antara lain:
Gelombang televisi, Cahaya, Sinar x, gelombang panas, dan lain sebagainya.
Sinyal gelombang elektromagnet mempunyai daya tertentu dengan kecepatan tetap.
Gerak gelombang elektromagnetik dinamakan dengan velocity dimana kecepatan rambatan adalah sekitar 300.000 km/detik. Rambatan gelombang radio bersifat tetap. Karena rambatan gelombang elektromagnetik sifatnya tetap, maka panjang gelombang dapat dihitung. Panjang gelombang ini sering disebut dengan lamda (.).
Gerak gelombang elektromagnetik dinamakan dengan velocity dimana kecepatan rambatan adalah sekitar 300.000 km/detik. Rambatan gelombang radio bersifat tetap. Karena rambatan gelombang elektromagnetik sifatnya tetap, maka panjang gelombang dapat dihitung. Panjang gelombang ini sering disebut dengan lamda (.).
Hubungan besar frekuensi yang dihasilkan oleh pemancar
serta kecepatan rambat dapat digunakan untuk menghitung panjang gelombang.
Panjang gelombang ini dapat digunakan untuk menentukan antena. Panjang antena
untuk menangkap gelombang elektromagnetik biasanya adalah ½ lamda, ¼ lamda, 1
lamda atau ¾ lamda. Untuk mengetahui panjang gelombang digunakan rumus sebagai
berikut:
Dimana :
. = panjang gelombang (meter)
V = Kecepatan rambatan (detik)
f = frekuensi (Hertz).
Gelombang elektromagnet dihasilkan oleh sebuah osilator.
Gelombang elektromagnet dipancarkan ketika medan listrik pada osilator
disambungkan pada antena pemancar. Karena gerakan medan listrik (E) menyatu
dengan medan magnet (H), sehingga gelombang elektromagnetik dipancarkan ke
udara bebas dalam bentuk sinyal bolak-balik berupa medan listrik dan medan
magnet. Ketika dipancarkan, medan magnet ini berupa garis melintang
(transverse), dan orthogonal.
Medan magnet transverse dikirim ke ruang bebas dengan
arah yang sama, sedangkan orthogonal merupakan medan listrik dan magnet
membentuk sudut tertentu. Ketika medan elektromagnetik mengenai sebuah antena
penerima, maka medan elektromagnetik akan diterima dalam bentuk yang sama
seperti yang dihasilkan oleh osilator kecuali jika sinyal yang dipancarkan
mengalami kerusakan.
Gelombang elektromagnet dipancarkan dalam bentuk
orthogonal, sehingga hal ini sangat penting digunakan untuk merancang antena.
Jika seseorang dapat melihat arah muncul gelombang sinyal elektromagnet,
mungkin akan dapat menentukan arah antena supaya tepat dengan pemancar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat gambar sinyal polarisasi pada bidang antena.
Sinyal Polarisasi adalah arah dari vector medan listrik.
Sinyal Polarisasi berupa sinyal vertical karena vector medan listrik kadang
naik kadang turun. Pengiriman gelombang elektromagnetik oleh antena pemancar
digambarkan sebagai berikut:
Ketika ada benda yang jatuh pada permukaan air, maka akan
terjadi gelombang yang ada disekitarnya. Begitu juga dengan gelombang
elektro-magnetik akan bergerak dari sumbernya ke semua arah baik secara
vertikal maupun horisontal.
Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran gelombang
elektromagnetik yang bergerak dari sumbernya dalam bentuk polarisasi vertikal
maupun horisontal dapat dilihat pada gambar 5.18.
Gambar 5.18. Polarisasi Gelombang Vertikal
Benda-benda seperti kayu, bangunan, pohon, besi dan lain
sebagainya yang dilalui gelombang elektromagnetik dapat merubah jalannya
gelombang tersebut. Benda-benda tersebut hanya bisa merubah gerak tanpa bisa
menghentikan.
5.8.2. Spektrum Frekuensi Radio
Ketika terjadi gerakan elektron-elektron, maka akan
membangkitkan gelombang elektromagnetis yang dapat menyebar melalui ruang
kosong yang ada disekitarnya. James Maxwell pertama kali meramalkan keberadaan
masalah ini pada tahun 1865, dan kemudian Heinrich Hertz pertama kali
menghasilkan dan mengamatinya pada tahun 1887.
Sekarang ini semua komunikasi modern bergantung pada
manipulasi dan pengendalian sinyal isyarat spekrum elektromagnetik. Spekrum
gelombang elektromagnetik mencakup gelombang radio frekuensi rendah mulai dari
30 KHz, yang mempunyai panjang gelombang hampir dua kali garis tengah bumi
Sampai frekuensi tinggi yang lebih dari 10 GHz, dengan panjang gelombang lebih
kecil dibanding inti dari sebuah atom.
Spekrum elektromagnetik tersebut digambarkan sebagai
suatu kemajuan logaritmis, dimana skala meningkat sampai 10 kalinya. Gelombang
elektromagnetik radio mempunyai batas frekuensi sendiri-sendiri, dan batas
seluruh gelombang elektromagnet disebut dengan spektrum elektromagnet. Spektrum
elektromagnetik meliputi daerah gelombang dengan frekuensi rendah sampai
frekuensi tingi.
Pada umumnya spektrum frekuensi radio yang merupakan
gelombang elektromagnetik yang mempunyai range antara 1 MHz sampai 300 MHz.
Pada industri sendiri mendefinisikan spektrum gelombnag radio antara 1 MHz
sampai 1 GHz. Range antara 1-30 GHz disebut dengan microwave dan 30–300 GHz
disebut dengan millimeter wave.
Pembagian band frekuensi tersebut di atas ditentukan oleh
persetujuan internasinal melalui International Telecommunication Union (ITU).
Setiap aturan telekomunikasi-telekomunikasi pada suatu negara mempunyai
kebijakan-kebijakan dalam pemakaian frekuensi.
Gambar 5.20. Alat telekomunikasi dan spekrum
elektromagnetik
5.9. Mode perambatan Gelombang elektro
magnetik
Mode perambatan atau propagasi sinyal gelombang
elektromagnetik ada dua yaitu: LOS dan non LOS. Pada ruang bebas atau hampa
gelombang elektromagnetik dipancarkan keluar dari sumbernya ke segala arah. LOS
(line of sight) merupakan cara pemancaran gelombang secara garis lurus (segaris
pandang).
Penentuan LOS sangat dipengaruhi oleh lengkungan bumi. Jika antara
penerima dan tinggi antena pemancar tidak segaris lurus maka penerima tidak
bisa menerima sinyal radio. Model sederhana untuk menentukan jarak LOS yang
bisa dilalui antara dua titik pancar terima.
Penentuannya jaraknya adalah : 22 )( hrrd +=+Sehingga: hhrd )2(2 +=Sehingga rhd 2.
Dimana :
Radius r bumi kira-kira : 3960 mil, h tinggi antena dalam
feet (5280 feet = 1 mil), d jarak antar pancar terima radio secara horisontal
Sinyal gelombang radio dipengaruhi asmofir bumi. Karena
atmosfir sifatnya mengikuti lengkungan bumi walaupun juga ditentukan oleh
kepadatan dan ketinggian, maka untuk menyesuaikan hal tersebut digunakan 4/3
radius bumi.
Persamaan di atas dapat dijelaskan dengan gambar di bawah
ini :
Permukaan tanah ideal
Sehingga r = 5280 mil. dan 528039603 42 hd =Sehingga : hd 2.
Gelombang elektromagnetik non LOS secara mekanis merambat
tergantung dari besar operasi frekuensi nya. Pada VHF dan UHF perambatan
indirect sering dilakukan. Selain itu misalnya : phone selular, pager,
peralatan komunikasi militer.
Kekurangan dari LOS adalah pada saat perambatan sering terjadi diffraction, refraction dan atau reflection. Keuntungan LOS adalah terbebas dari sky waves, troposphire waves dan ground waves. Sedangkan Kelemahan LOS merupakan keuntungan non LOS.
Kekurangan dari LOS adalah pada saat perambatan sering terjadi diffraction, refraction dan atau reflection. Keuntungan LOS adalah terbebas dari sky waves, troposphire waves dan ground waves. Sedangkan Kelemahan LOS merupakan keuntungan non LOS.
5.10. Perambatan Gelombang Radio
5.10.1. Ionosphere
Radiasi atau pancaran gelombang ultravilolet yang berasal
dari matahari akan mengionkan molekul-molekul pada atmosphere. Semakin mendekati bumi intensitas gelombang
ultra violet semakin kecil, hingga pada permukaan
bumi tidak ada lagi atmosphere yang terionkan.
Pada lapisan ionosphere ini terdapat banyak elektron
bebas yang bergerak secara acak dan mungkin saja akan bersatu kembali dengan
ion positifnya untuk menjadi atom netral. Khususnya untuk daerah didekat dengan
permukaan bumi sehingga akan membentuk atmosphere padat, maka kejadian bersatu
kembali elektron dan ion sangat besar.
Tidak demikian halnya dengan lapisan ionosphere. Pada
tempat yang sangat tinggi, atmosphere akan semakin renggang sehingga jumlah ion
atau elektron bebas juga akan semakin sedikit sehingga konsentrasi ion juga
kecil. Dalam ionosphere terdapat lapisan-lapisan yang konsentrasi ionnya
berbeda dan otomatis pada ketinggian yang berbeda pula.
Lapisan jarak dari muka bumi
konsentrasi elektron
F2 250 – 500 km
F1 200-200 Km
E 90-150 Km
D 50-90 Km
Kepadatan elektro/m3n
Lapisan jarak dari muka bumi
konsentrasi elektron
F2 250 – 500 km
F1 200-200 Km
E 90-150 Km
D 50-90 Km
Kepadatan elektro/m3n
Gambar 5.23. Hubungan antara kepadatan elektron dan
ketinggian
Ionosphere hanya akan ada pada saat ada intensitas
matahari. Biasanya terjadi pada siang hari dan sangat menurun pada malam hari.
Sifat ionosphere adalah memantulkan gelombang yang datang dengan sudut tertentu
dan pada frekuensi MF.
Gelombang radio akan mengalami redaman pada setiap
pantulan sehingga kuat medan yang diterima berbanding terbalik dengan jarak
yang dilaluinya. Semakin tinggi frekuensi radio yang digunakan maka effek
lapisan ionosphere juga semakin berkurang. Pada bandwith atau pita frekuensi
HF, VHF atau SHF maka gelombang radio akan langsung menembus lapisan
ionosphere.
Selain sinyal gelombang dipantulkan oleh ionosphere,
permukaan bumi juga berperan memantulkan sinyal gelombang elektromagnetik.
Dengan adanya pemantulan gelombang yang dilakukan oleh lapisan ionosphere dan
permukaan bumi maka sinyal dapat disampaikan akan sampai pada jarak yang sangat
jauh.
Perambatan gelombang dengan pantulan oleh lapisan
ionosphere ini sangat tidak stabil, seringkali sinyal dapat diterima kuat,
seringkali diterima dengan sangat lemah sekali. Ketidak teraturan ini dikenal
dengan nama fading (fade out = hilang sama sekali). Perhitungan yang dipakai
adalah probability sistem transmisi pada suatu media tertentu akan hilang sama
sekali.
Misalnya, jika dikatakan fading sebesar 40 dB, hal ini berarti
kemungkinan terjadi fading terbesar 40 dB. dan probability terjadi hal terjelek
adalah P= 10 – F/10. Fading ini dapat terjadi secara cepat dapat pula secara
lambat tergantung pada gerak benda pemantulnya dalam hal ini lapisan
ionosphere.
5.10.2. Gelombang radio Mikro
Gelombang radio mikro adalah berupa gelombang radio yang
menggunakan frekuensi VHF s/d SHF. Karena tingginya frekuensi yang digunakan
maka gelombang ini merambat lurus karenanya dikenal dengan nama pancaran LOS
(Line of sight).
Gelombang radio mikro digunakan
untuk membawa sinyal dari satu stasiun radio ke stasiun radio lainya dengan
jarak sekitar 60–100 km. Kadang untuk kebutuhan di dalam kota dapat juga digunakan
untuk jarak dekat.
Pada gelombang mikro ini banyak terjadi gangguan seperti adanya masalah redaman karena hujan, redaman karena halangan (obstacle) ataupun redaman karena lapisan udara yang memantul sangat mempengaruhi kinerjanya.
Pada gelombang mikro ini banyak terjadi gangguan seperti adanya masalah redaman karena hujan, redaman karena halangan (obstacle) ataupun redaman karena lapisan udara yang memantul sangat mempengaruhi kinerjanya.
Sistem ini dapat membawa informasi digital dari 8 Mbps
s/d 144 Mbps atau s/d 1920 VBW @ 64 Kbps. Untuk kecepatan yang lebih rendah
dari kecepatan di atas maka sistem gelombang mikro ini tidak effisien.
Keterbatasan gelombang mikro adalah fading yang besar dan jarak yang dicapai
tidak terlalu jauh karena harus berupa sinyal LOS.
5.11. Sistem Komunikasi Satelit
Pengertian satelit sebenarnya adalah benda angkasa yang
mengelilingi sebuah planet, misalnya planit bumi mempunyai satelit alam yaitu
Bulan. Dalam sistem telekomunikasi maka manusia menempatkan sebuah benda
angkasa buatan yang diisi dengan perangkat radio. Benda ini digunakan sebagai
repeater di angkasa.
Gambar 5.27. Satelit komunikasi
Gambar 5.28. Satelit buatan
Satelit buatan, yang diluncurkan manusia, akan bergerak
mengelilingi bumi dengan perioda putar T sesuai dengan hukum Kepler. Orbit
satelit adalah garis lengkung berderajat dua dengan salah satu fokusnya adalah
pusat bumi. Kecepatan tempuh luas juring konstan. Pangkat dua perioda putar
sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu panjang.
Dari hukum kepler ketiga didapat :
T2 = 4 p
2 a3 / µ
Dimana µ = 400.000 km3/s2
Jika dipaksakan bentuk orbit harus lingkaran maka
T2 = 4 p
2 (R+h)3 /µ
dimana
R = jari2=6370 km. bumi sedangkan
h = jarak satelit emuka bumi. Dengan mengambil
T = 24 jam maka diperoleh harga h = 36.000 km, dan
R+h=42.400 km
Untuk harga R + h yang lain dan orbit berbentuk lingkaran maka dapat diperoleh harga T sebagai berikut:
R = jari2=6370 km. bumi sedangkan
h = jarak satelit emuka bumi. Dengan mengambil
T = 24 jam maka diperoleh harga h = 36.000 km, dan
R+h=42.400 km
Untuk harga R + h yang lain dan orbit berbentuk lingkaran maka dapat diperoleh harga T sebagai berikut:
Satelit (geostasionary orbit) GSO dengan ketinggian 35780
km telah lama digunakan sebagai repeater komunikasi di angkasa. Satelit ini
bergerak dibidang khatulistiwa dengan perioda putar 24 jam, sinkron dengan
rotasi bumi.
Dengan demikian maka satelit ini akan terlihat tetap dari
satu titik dibumi. Tiap satelit GSO sebenarnya dapat meliput 1/3 bagian bumi.
Pada prakteknya daerah liputan ini dipengaruhi oleh jenis antena yang dipakai
di satelit. Kita mengenal liputan global ( 1/3 bumi) atau liputan spot (hanya
sebagian kecil saja dari bumi yang diliputnya). besarnya liputan ini juga
mempengaruhi power yang dipancarkan dan diterima oleh bumi. Jika liputannya
global maka power yang diterima terbagi rata atas luas liputan.
Masalah utama dari GSO ini adalah jaraknya yang jauh
hingga dibutuhkan power pancar yang besar dan penerima yang mempunyai kepekaan
yang tinggi, Di samping itu jarak yang besar juga menimbulkan masalah delay
perjalanan gelombang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang ini telah
dioperasikan satelit Low Earth Orbit (LEO) ataupun Medium Earth Orbit (MEO)
yang berjarak kecil dan delay kecil. Kesulitan utamanya LEO atau MEO adalah
perioda putarnya yang tidak sinkron dengan perioda rotasi bumi.
Kekurangan perioda
putar ini diatasi dengan menempatkan satelir LEO/MEO dalam suatu bentuk
konstelasi yang terus bergerak dan meliput secara bergantian. Di samping itu
ada komunikasi antara satelit untuk dapat terus melayani pemakainya.
Harga satelit GSO cukup mahal karena kapasitasnya besar
dan kualitasnya harus sangat tinggi untuk menghadapi lingkungan di angkasa
luar. Tetapi untuk menempatkan satelit tersebut maka kendaraan peluncurnya akan
lebih mahal lagi dari pada harga satelitnya. Sebaliknya satelit LEO kapasitasnya
tidak terlalu besar tetapi harus bekerja bersama dalam konstelasi banyak
satelit. Umumnya, satelit LEO digunakan untuk komunikasi satelit bergerak.
Jumlah harga satelit yang disediakan dan harga kendaraan
peluncurnya mungkin dapat lebih mahal dibandingkan dengan GSO. Tetapi jika
diperhitungkan dengan investasi stasiun bumi, maka stasiun bumi LEO dapat
dioperasikan dengan perangkat yang kecil saja dan antena juga tidak terlalu
besar (sedikit lebih besar dari Hand phone ).
Satelit dalam perjalanan hidupnya harus selalu
dikendalikan dari bumi supaya kerja dan kedudukannya tidak menyimpang dari
ketentuan. Untuk pengendalian diperlukan bahan bakar terutama pada saat satelit
memasuki orbitnya.
Selanjutnya satelit mengorbit pada lintasanya sesuai
dengan koodinat yang telah ditetapkan. Untuk kepentingan ini tenaga yang
berperan penting adalah sel surya. Sel surya inilah yang ada pada satelit
jumlahnya tidak tak terbatas. Jika ada kerusakan sel surya atau habis masa
pakainya (life time), maka habislah umur satelit ini. Dari uraian di atas, maka
umur satelit ditentukan oleh ketahaan sel surya yang terpasang.
Pada Satelit PALAPA menggunakan frekuensi 6 GHz untuk
pancaran dari bumi ke satelit (Up link) dan 4 GHz untuk pancaran dari satelit
ke bumi (Down link). Pita frekuensi yang dibawanya adalah 500 MHz terbagi dalam
12 kanal satelit (transponder).
Tiap pemancar stasiun bumi dapat memancarkan gelombang
pembawanya pada salah satu kanal (transponder) dengan lebar pita frekuensi
sesuai kebutuhan-nya. Gelombang pembawa ini akan diterima oleh satelit
kemudian diperkuat dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi. Pancaran
satelit ini adalah pancaran broadcast yang dapat diterima oleh semua stasiun
bumi penerima di daerah liputannya.
Berdasarkan sifat pancar dan terima satelit ini, maka
satelit dapat menghubungkan titik dimana atau kemanapun dalam daerah
lingkupannya. Hubungan yang mungkin adalah hubungan point to point, point to
multipoint, multipoint to multipoint.
Penentuan lokasi stasiun bumi juga sangat bebas dan dapat
dipasang hanya dalam orde hari saja jika perangkatnya sudah ada. Tidak seperti
pembangunan sistem terestrial yang membutuhkan waktu lama. Di samping itu
permasalahan fading tidak menjadi masalah yang besar untuk komunikasi satelit.
5.12. Konstruksi dan Pemasangan Kabel
5.12.1. Pengertian
Pada bagian ini akan dijelaskan konstruksi dan cara
pemasangan kabel yang dipakai dalam sistem telepon. Namun sebelumnya akan diberi penjelasan tentang seluk beluk
tentang kabel itu sendiri.
Kabel merupakan kumpulan dari beberapa pasang (pair)
konduktor berisolasi. Kabel yang digunakan dalam sistem telepon biasanya dengan
kapasitas 5x2, 10x2, 20x2, 100x2, 1200x2, 1800x2 dan setrusnya. Kabel-kabel
yang demkian biasanya disebut kabel multipair.
Berikut ini Contoh untuk memahami kabel multipair. Bila
dikatakan suatu kabel dengan 1200x2, artinya kabel tersebut terdiri dari
kawat-kawat berisolasi sebanyak 1200 pasang atau 1200x2 kawat. Bila satu kawat
kabel disebut urat, jadi 1200x2 berarti mempunyai 2400 urat kabel. Urat kabel
adalah kawat kabel yang berisolasi polietilen (PE) atau kertas.
5.12.2. Membedakan Kabel
Kabel yang dipakai untuk saluran telepon dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Kabel
udara. Kabel ini dinamakan demi-kian karena memang dalam pemasangannya berada
di atas tanah (udara) atau dipasang pada tiang.
b. Kabel tanah Kabel ini
ditanam langsung bawah tanah. Pemasangannya tanah digali untuk tempat kabel
ditanam.
Gambar 5.31. Urat-urat kabel udara
Gambar 5.32. Kabel tanah tanam langsung
Selain kabel ditanam langsung dalam tanah, ada cara lain
untuk menempatkan kabel tersebut, yaitu dengan dimasukkan pada duct. Duct
adalah kumpulan dari beberapa polongan-polongnan pipa (biasanya paralon) yang
dicor dengan dengan semen. Arah memanjang merupakan jalur dan setiap jarak
tertentu diberi ruangan manhole. Ruangan ini adalah sebagai tempat kerja.
Berikut ini adalah gambar penampang manhole yang dipakai
sebagai tempat untuk memasukkan kabel, mem-perbaiki, memasang dan seba-gainya.
Orang yang bekerja masuk dalam manole tersebut. Apabila pekerjaan terkait
dengan kabel telah selesai, maka manole ditutup dengan beton yang cor pula.
Sebagai ruang kerja, manhole harus cukup longgar untuk ukuran manusia normal.
Gambar di bawah ini merupakan penampang manhole.
Gambar 5.35. Penampang manhole
5.12.3. Menentukan Daerah/Blok
Dalam menentukan daerah penarikan kabel telepon, baik
yang lewat udara maupun akan di tanam di bawah tanah, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a.
Daerah catuan
langsung, ini merupakan area yang berdekatan sekali disekitar sentral telepon.
Apabila ter-jangkau, maka dapat dicatu langsung.
b.
Daerah dekat rumah
kabel
c.
Daerah dekat dengan
titik pembagi
d.
Daerah sentral lokal,
antara sentral sat dengan yang lain
e.
Wilayah sekitar
perkotaan yang potensial sebagai pengguna jasa telekomunikasi.
5.12.4. Pekerjaan Instalasi Kabel Udara
Pekerjaan instalasi kabel udara adalah pekerjaan memasang
kabel telepon sebagai kabel sekender pada tiang-tiang telepon untuk daerah
perkotaan. Pada daerah yang tidak padat dan berdekatan dengan sentral telepon,
kabel ini merupakan kabel dengan catuan langsung yang ditarik dari sentral ke
titik pembagi. Kabel udara diinstalasi sebagai jaringan pada daerah yang banyak
rumah dan gedung dengan letak yang cukup jauh. Hal ini dilakukan karena
penanaman kabel tanah secara permanen belum dapat dilakukan.
Tahapan-tahapan pekerjaan instalasi kabel udara dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a.
Tahapan penanaman
tiang dan pemasangan temberang (semacam kawat penarik).
b.
Tahapan pemasangan
alat-alat bantu, seperti klem-klem dan komponen lainnya.
c. Tahapan menggelar
kabel udara dan membentangkan, serta mengatur kelenturannya. Dalam hal ini
perlu dijaga kondisi kabel agar secara fisik dan sifat-sifat elektriknya tidak
terganggu.
d.
Tahapan penyambungan,
ini dilakukan apabila ada kabel yang perlu disambung.
e. Tahapan terakhir
adalah terminasi ujung urat-urat kabel. Terminasi dilakukan pada klem terminal
seperti pada titik pembagi yang ada di gedung-gedung atau
tiang telepon.
5.12.5. Persiapan Alat Perkakas
Sebelum pelaksanaan pemasangan atau penarikan kabel
udara, yang perlu dipersiapkan dengan baik adalah perlengkapan-perlengkapan
berikut ini:
a.
Rol kabel udara, rol
ini dipasang pada tiap jarak di mana rencana penarikan akan dilakukan.
b. Tali penarik/tambang
dengan diameter 0,5” dengan panjang 60-70 meter, diusahakan pada tali tidak
boleh ada sambungan karena dimungkinkan akan menghambat pada putaran dan aluran
rol.
c. Katrol penarik, alat
ini diperlukan untuk menambah kekuatan daya tarik pada saat dilakukan pekerjaan
penarikan kabel udara. Perlu diperhatikan pula adalah bagaimana kabel itu akan
ditarik dari atas ataukah dari bawah.
d. Dongkrak untuk
mengangkat gelondong kabel. Hal ini dilakukan agar kabel dapat terangkat
kurang lebih 20 cm di atas permukaan tanah.
e.
Alat anti pulir, alat
ini berfungsi untuk menyerap puliran yang tidak beraturan. Seperti diketahui
bahwa kabel yang ditarik akan terpulir, maka ini akan mempengaruhi bentuk fisik
yang akibatnya bisa berdampak pada perubahan sifat elektrik. Untuk itu puntiran
kabel harus diatasi.
5.12.6. Pelaksanaan Penarikan
Pekerjaan ini adalah peker-jaan yang membutuhkan
kehati-hatian dan kecermatan. Untuk itu yang harus diperhatikan yaitu :
a.
Pada saat penarikan
dilakukan, pengawas lapangan bertanggung jawab penuh. Setiap perintah yang
diberikan harus diperhatikan dan tepat pelaksanaannya.
b.
Setiap putaran rol
pelicin harus diperhatikan, agar penarikan kabel menjadi ringan.
c. Penarikan pada tikungan
tajam dilakukan dengan mengambil jalur arah tarik di mana panjang kabel pada
tiang-tiang lebih terlihat.
d. Kelenturan
kabel perlu dijaga sekitar 2% dari jarak gawang.
e. Penarikan pada
tikungan harus diperhatikan putaran rol pelicinnya, bila meleset penarikan
dihentikan dan segera membetulkan letak kabel. Ada kalanya kabel yang kurang
panjang disambung. Untuk itu perlu dilakukan penyambungan. Alat atau perkakas
untuk pelaksanaan penyambungan yang diperlukan adalah :
a.
Meteran
b.
Pisau pemotong /
pembelah kulit kabel
c.
Pengupas isolasi urat
kabel
d.
Knip tang
e. Kombinasi
tang
f.
Crimping tool
g.
Gergaji besi
h.
Alat las sederhana
i.
Kunci pas (wrench)
5.13. Rangkuman
Dari uraian tersebut diatas maka dapat ambil inti
pembahasan pada bagian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat melakukan
komunikasi dengan baik atau kesalahan dan kerusakan yang kecil atau bahkan nol,
maka sistem komunikasi sangat perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya terutama
pada pemilihan media transmisi yang sesuai dengan data yang dikirim.
2.
Media transmisi
adalah suatu jalan yang secara fisik tersambungnya komputer, alat-alat
komunikasi, ataupun orang-orang di sebuah jalan raya dan jalan-lintas super
informasi.
3.
Ada lima bagian
penting pada media transmisi yang perlu diketahui yaitu : circuit, channel,
line, trunk, dan virtual circuit.
4.
Media transmisi untuk
menyampaikan sinyal gelombang elektromagnetik dibedakan menjadi dua yaitu
Guided dan Unguided.
5. Media guided adalah
media dimana gelombang elektromagnetik dipandu dari transmitter menuju receiver
dan media transmisinya secara fisik dapat dilihat secara langsung. Media guided
misalnya : kabel tembaga twisted pair, kabel coaxial, serat optik dan
lain-lain.
6. Media unguided
merupakan media telekomunikasi yang tidak memerlukan kabel sebagai
penghantarnya. Media unguided berupa gelombang radio yang tidak bisa dilihat
oleh mata.
5.14. Soal Latihan
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar.
1.
Apa yang dimaksud
dengan media transmisi.
2.
Media transmisi ada
dua, sebutkan masing-masing media transmisi beserta karakteristiknya.
3.
Hal-hal apakah yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media transmisi.
4. Pada media transmisi
serat optik sekarang sangat banyak digunakan sebutkan kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh media tersebut.
5. Pada media transmisi
tanpa kabel sekarang telah berkembang pesat, apa yang menyebabkan hal tersebut
terjadi.
Belum ada tanggapan untuk "Media Transmisi, Materi Teknik Telekomunikasi SMK Paling Lengkap"
Post a Comment