Daftar bacaan disebut juga daftar pustaka atau ada yang menyebutnya dengan bibliografi. Daftar bacaan ini berisi daftar buku yang menjadi sumber bacaan dan berhubungan erat dengan karangan yang ditulis. Adapun ketentuan penulisannya adalah sebagai berikut:
a. Daftar bacaan ditempatkan setelah isi karangan, sebelum lampiran-lampiran dan ditulis pada halaman tersendiri.
b. Daftar bacaan disusun dan diurutkan berdasarkan nama pengarang secara alfabetis. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata atau lebih, nama kedua atau ketiga diletakkan di awal. (Misalnya, Amir Sukoco menjadi Sukoco, Amir).
c. Gelar pendidikan atau kebangsawanan-jika jelas diketahui- ditempatkan di belakang nama.
d. Antara satu judul buku dengan judul buku yang lainnya diberi jarak dua spasi dan diakhiri dengan tanda titik. Dari margin kiri (tanpa nomor). Jika susunannya tidak cukup dalam satu baris, baris kedua (berikutnya) menjorok sejauh tujuh ketukan.
e. Jika seorang pengarang menulis beberapa buku, nama pengarang yang bersangkutan tidak perlu diulang lagi. Nama pengarang tersebut diganti dengan tanda hubung sebanyak delapan ketukan dari margin kiri.
f. Terdapat dua jenis urutan penulisan daftar pustaka yang dikenal saat ini. Cara yang pertama adalah urutan nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota terbit, penerbit (batas setiap unsurnya diselingi tanda titik).
Contoh:
· Badudu, J. S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
· Parera, Jos Daniel. 1986. Sintaksis. Jakarta: Gramedia.
· Sudaryanto. 1985. Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Cara kedua adalah urutan nama pengarang, judul buku, penerbit, kota terbit, dan tahun penerbitan buku tersebut. Setiap unsur dipisahkan tanda koma.
Contoh:
· Badudu, J. S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia, Pustaka Prima, Bandung, 1981.
g. Judul buku digarisbawahi atau cetak miring.
h. Jika sebuah buku atau karangan tidak diketahui nama pengarangnya, badan atau lembaga yang menerbitkannya digunakan sebagai pengganti nama pengarang.
Contoh: (dengan cara kedua)
Contoh: (dengan cara kedua)
· Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Dinus.
· P.5B, Jakarta, 1990. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mengeja Bahasa Indonesia, Depdikbud. Jakarta.
i. Penulisan daftar bacaan yang diambil dari media massa, seperti surat kabar atau majalah adalah seperti berikut: (dengan cara kedua)
· Pikiran Rakyat (Harian), Bandung, 5 Januari 1990.
· Efendi, Lizar, "Tantangan Manusia Modern", Tempo, Nomor 12 tahun XIX. 1989.
j. Jika buku yang dijadikan daftar bacaan itu merupakan kumpulan karangan, penulisannya seperti berikut:
· Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Angkasa: Bandung.
Belum ada tanggapan untuk "Ketentuan dan Cara Penulisan Daftar Bacaan atau Daftar Pustaka"
Post a Comment